- VIVAnews
VIVAnews - Hari Suwandi, mengaku-aku sebagai korban lumpur Sidoarjo dan berjalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta akhirnya meminta maaf kepada keluarga besar Aburizal Bakrie. Secara terbuka, dia mengaku melakukan aksi itu atas dorongan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Saya sekarang tahu semua permasalahannya. Aksi yang kami lakukan karena dorongan dari kawan-kawan yang tidak bertanggung jawab. Intinya, saya hanya dimanfaatkan sebagai tameng," kata Hari seperti ditayangkan tvOne.
Hari bahkan mengaku menyesal menjalankan aksi ini. Dia mengatakan manusia tak luput dari kesalahan, termasuk dirinya sendiri. Untuk itu dia meminta maaf. "Khususnya kepada Bapak Aburizal Bakrie. Pada dasarnya, keluarga Bakrie masih mampu menangani permasalahan korban lumpur Sidoarjo," jelas Hari.
Tonton
Sebelumnya, saat diwawancarai VIVAnews di ruang Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Jakarta, 10 Juli 2012 lalu, Hari bahkan terang-terangan mengakui sebetulnya Lapindo telah membayar lahan dan bangunan istrinya, Sri Bati, dan orangtuanya. Besarnya mencapai total Rp400 juta lebih. "Istri saya sudah lunas, tapi diangsur," katanya.
Wawancara selengkapnya dengan Hari Suwandi bisa dibaca dengan .
Juru bicara PT Minarak Lapindo, Asip Hasani, menjelaskan Sri Bati merupakan seorang janda pemilik lahan yang dinikahi Hari Suwandi pada 2007, setelah lumpur menyembur di Sidoarjo. "Ibu Srigati ini memiliki aset berupa tanah seluas 75,34 meter persegi, bangunan 54 meter persegi. Sehingga total nilai pembelian tanah aset mereka berdasarkan perhitungan Rp156,3 juta," kata Asip kepada VIVAnews.
Pembayaran pertama dilakukan pada 1 Oktober 2007 melalui Bank Mandiri sebesar 20 persen. Sisanya, 80 persen sebesar Rp125 juta, dibayarkan terakhir kali pada 9 November 2009 melalui BRI. (adi)
Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB
PBB memiliki anggota sekitar 193 negara. Namun, di luar jajaran negara-negara tersebut, terdapat setidaknya 9 negara yang belum mendapat pengakuan sebagai anggota PBB.
