- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI, Erwin Hudawi Lubis, turut perihatin dengan maraknya aksi tawuran pelajar dan adanya korban jiwa. Persoalan yang terjadi saat ini, harus segera dicari akar permasalahan dan penyelesaiannya.
"Kalau saya melihat itu, pastinya perihatin, mengapa anak-anak sekolah bisa tawuran dan sampai ada yang meninggal," kata Hudawi di Jakarta, 26 September 2012.
Mengenai tewasnya dua pelajar dalam aksi tawuran, harus menjadi pelajaran penting dan tanggungjawab bersama. "Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, yang pasti semua pihak terkait harus mengambil langkah penyelesaian, tidak perlu mencari siapa yang salah," katanya.
Ia juga tidak mau menyalahkan pelajar yang terlibat tawuran. Menurutnya, pelajar yang terlibat kekerasan bisa saja menjadi korban dari sistem yang ada.
Sebagai Pangdam Jaya, Hudawi mengakui bahwa instasinya siap bila diminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan pelatihan mental dan kedisiplinan bagi para pelajar. Ini untuk mencegah terjadinya aksi tawuran.
"Kami siap bila diminta, di Rindam Jaya sudah ada beberapa yayasan anak-anak sekolah yang melakukan latihan kedisiplinan dan mental," kata Hudawi.
Lebih lanjut Hudawi juga menjelaskan pihaknya akan terus melakukan kordinasi dengan pihak terkait guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Saya melalui Kodim terus berkomunikasi dengan pemerintah DKI agar sekolah-sekolah bisa membina murid-muridnya dan terhindar dari tindakan tawuran," ungkap Hudawi.
Imbauan kepada anak buahnya untuk mencegah aksi tawuran. Baik yang terjadi antar pelajar atau warga juga dilakukan. "Saya perintahkan kepada semua orangtua tentara-tentara saya termasuk keluarganya agar membina anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam kejahatan," katanya.
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
