- Antara/Jessica Helena Wuysang
VIVAnews - Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris jaringan Al Qaeda Indonesia yakni Wendy Febriangga alias Hasan alias Wendy.
Yang bersangkutan ditangkap di Pelabuhan Pantoloan Kota Palu, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 11.00 Wita, Kamis 27 September 2012.
"Keterlibatan tersangka sementara antara lain ikut pelatihan di Poso pimpinan Santoso (DPO), ikut membuat bom pipa di rumah tersangka Rudi Kurnia Putra alias Pak Tuwek yang ditangkap tanggal 22 September 2012," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada VIVAnews, Jumat, 28 September 2012.
Rudi Kurnia Putra atau Pak Tuwek ditangkap bersamaan dengan tersangka Barkah Nawasaputra alias Wawa alias Nawa alias Robot di Solo dan juga Anggri (sebelumnya ditulis Andri) yang ditangkap di Kalimantan Barat (Kalbar).
Sebelumnya, Densus sudah menangkap 10 tersangka pelaku terorisme, 9 di Solo, dan satu orang di Kalbar. Dari mereka, Anggri dan Fajar sudah dibawa ke Jakarta sementara yang lainnya masih di Surakarta.
Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan, dua orang, yaitu Nopem dan Indra Fitrianto, dikembalikan kepada pihak keluarga karena tidak terbukti terlibat dalam kegiatan penyimpanan bahan peledak meskipun berada di lokasi penyimpanan sejumlah bahan peledak.
Penyidik lantas mendalami seorang istri dari Barkah, SR, yang diduga mengetahui proses perakitan bahan peledak.
Dari hasil pemeriksaan para tersangka diketahui bahwa kelompok teroris ini menyebut diri mereka sebagai Al Qaeda Indonesi. Dalam kelompok ini, Badri Hartono alias Toni bertindak sebagai pimpinan.
Badri sendiri merupakan anak buahnya Urwah, salah satu pengikut Noordin M Top, yang meninggal dunia pada saat kontak senjata tahun 2009 dalam penangkapan Noordin. Badri juga diketahui ikut serta dalam kegiatan pelatihan di Poso, dan memiliki kemampuan dalam hal merakit bahan peledak di Surakarta, Jawa Tengah.(umi)