- Flickr
VIVAnews - Ketua Umum DPP Demokrat, Anas Urbaningrum, tidak ingin menggubris tudingan sejumlah kalangan yang menyebutkan bahwa dia adalah salah satu dalang dalam kasus dugaan korupsi pada proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor. Anas memilih untuk tersenyum ketimbang menjawab pertanyaan wartawan soal kasus ini.
Dia hanya menjawab siangkat. "Satu yang perlu saya garis bawahi, kebenaran lebih penting dari opini," ujar Anas di Jakarta, Selasa 8 Januari 2013.
Kasus proyek Hambalang menyeret sejumlah tokoh penting di Partai Demokrat. Bendahara Umum partai itu, Muhammmad Nazaruddin, terlibat kasus ini. Dia kemudian dipecat dari partai itu. Nazaruddin menyebutkan sejumlah petinggi partai Demokrat, termasuk Anas Urbaningrum terlibat dalam kasus ini, bahkan menyebutkan bahwa dana pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, juga bersumber dari proyek ini. Dana itu, kata Nazaruddin, diantar pakai mobil ke Bandung.
Dalam berbagai kesempatan, Anas berkali-kali membantah tudingan itu. Ia menegaskan bahwa tuduhan Nazaruddin itu hanyalah bualan belaka. Ia percaya bahwa ada yang mengatur keterangan Nazaruddin itu. Anas juga percaya bahwa kasus ini akan terang benderang.
Anas sudah pernah dipanggil KPK sebagai saksi, juga istrinya Athiyya Laila. Athiyya menjadi komisaris PT Dutasari Citralaras, perusahaan yang menjadi rekanan dalam proyek Hambalang itu. Ketika ditanya wartawan mengapa bisa bergabung dengan perusahaan itu, Athiyya enggan menjelaskannya. Pengacara Athiyya, Firman Wijaya, mengatakan sebagai komisaris kliennya hanya diajak. "Tidak ada urusan keluarga. Itu perusahaan Mahfud Suroso," kata Firman ( baca
Menurut audit BPK, perusahaan itu menerima uang muka Rp63,3 miliar proyek Hambalang. (Baca: Anas membantah keras istrinya terlibat kasus ini. Menurut Anas, sang istri sudah keluar dari perusahaan itu sebelum proyek ini dimulai.
Kasus Hambalang ini kemudian Angelina Sondakh dan juga Andi Mallarangeng sebagai tersangka. Ketua KPK, Abrahaman Samad pernah menegaskan bahwa masih ada buruan kakap dalam kasus ini. Andi Mallarangeng, katanya, bukan tersangka terakhir.