- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengakui seorang pejabat negara yang ditawari sesuatu atau suap, dan menerima maka otomatis kena Undang-undang Tindak Pidana Korupsi. Namun demikian, Tifatul menilai volume suap yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq relatif kecil, yaitu Rp1 miliar.
"Walaupun sudah masuk kewenangan KPK, tapi ada kasus yang besar lagi triliunan yang belum ditangkap," kata Tifatul usai melayat jenazah ayah Hatta Rajasa, Muhammad Tohir Achmad, di Bintaro Sektor 7, River Park GH 4 No. 15, Pondok Aren Tangerang Selatan, Rabu 20 Februari 2013.
Tifatul mengemukakan partainya harus bekerja keras jika ingin mendapat kepercayaan masyarakat kembali. Sebab, kasus suap tersebut sangat merusak citra PKS sebagai partai bersih dengan ideologi Islam. "Harus ada perbaikan-perbaikan, kembali kepada jati diri semula. Walaupun kasus Pak Luthfi cukup berat menghantam kami," ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika itu mengklaim bahwa Luthfi tidak bersalah. Fakta yang dia lihat, kader yang juga pernah menjabat sebagai Presiden PKS itu, belum menerima suap.
"Secara diksinya kalau boleh saya luruskan ini belum penyuapan. Tapi baru percobaan penyuapan karena Pak Luthfi belum menerima," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, KPK mengungkap kasus suap kuota impor ini dalam operasi tangkap tangan terhadap Ahmad Fathanah dan dua petinggi PT Indoguna Utama, Juard Effendy dan Arya Abdi Effendy.
Dari tangan Fathanah, KPK mengamankan uang sebesar Rp 1 miliar. Uang ini diduga hanya uang muka untuk tersangka Luthfi dari nilai kesepakatan, Rp 40 miliar.
Diduga, uang tersebut terkait dengan impor daging sapi asal Australia yang dipegang PT Indoguna Utama. (umi)
5 Penyakit yang Rentan Menyerang Kucing Peliharaan
Memiliki kucing peliharaan mungkin menjadi pengalaman yang menyenangkan, tetapi seperti halnya manusia, kucing juga rentan terhadap berbagai penyakit yang menyerang.
