- Antara/ Oka Barta
Akibatnya, asrama Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Takalar (Hipermata) yang dihuni belasan mahasiswa itu nyaris terbakar. Insiden tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 03:00 Wita, saat sejumlah mahasiswa yang menghuni asrama itu sedang tertidur.
Menurut Ical, salah seorang penghuni, mereka terbangun saat mendengar suara keras seperti ledakan. Namun molotov tidak mengenai bagian bangunan yang mudah terbakar, sehingga api berhasil dipadamkan.
"Kami langsung keluar memerika situasi dan menemukan ada botol pecah yang tersulut api," kata Ical kepada wartawan.
Ical mengaku tidak mengetahui pelaku pelemparan bom molotov. Pelaku langsung melarikan diri usai melakukan aksinya. Mereka hanya mendengar suara motor yang besar meninggalkan depan asrama mereka.
Insiden tersebut kemudian dilaporkan ke polisi. Tak berselang lama, aparat dari Polrestabes Makassar mendatangi lokasi kejadian dan langsung melakukan identifikasi. Polisi mengumpulkan sejumlah barang bukti, berupa satu bom molotov yang masih utuh serta beberapa serpihan bom molotov yang telah meledak.
Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian bergerak cepat dan mendatangi asrama Hipermata II di Jalan Bonto Mene, Jumat pagi tadi. Hasilnya, polisi mengamankan 29 mahasiswa serta sejumlah barang bukti belasan bom molotov, sajam dan busur ketapel panah.
Kapolrestabes Makassar, Komisaris Besar Wisnu sanjaya mengatakan, penyerangan asrama Hipermata I itu diduga dilakukan rekan-rekan mereka sendiri di asrama Hipermata II.
Motif pelemparan masih dalam penyelidikan, namun diduga kuat akibat konflik internal pasca pemilihan Ketua Umum organisasi daerah Hipermata.
"Kita masih akan dalami motifnya dan mengumpulkan barang bukti yang ada. Seluruh mahasiswa hingga siang ini juga kami masih mintai keterangan," kata Wisnu Sanjaya. (sj)