- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mendukung rencana pemerintah untuk segera memindahkan ibu kota dari Jakarta. Itu disampaikan Aburizal saat ditemui di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat, 13 Desember 2013.
“Saya pikir itu perlu (memindahkan ibu kota),” ucap Aburizal. Namun, ia melanjutkan, pemindahan ibu kota membutuhkan perencanaan yang matang. Perlu ada kajian-kajian yang dilakukan lebih dulu.
“Itu kan nanti ada studinya. Waktu Pak Harto, salah satu wacana mau dipindah ke Jonggol. Ada juga yang mau memindahkan ke Kalimantan Tengah,” katanya lagi.
Jika nanti terpilih menjadi Presiden RI dalam Pilpres 2014, ia menegaskan, rencana itu akan menjadi salah satu programnya.
“Nanti kami minta beberapa usulan, beberapa kajian agar bisa diputuskan. Tapi, keputusannya diam-diam. Kalau sudah diputuskan, baru diumumkan. Jadi, orang tidak bisa beli tanah di sana,” Aburizal membeberkan rencananya.
Seperti diketahui, memindahkan ibu kota pernah jadi wacana mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Taufiq Kiemas, sebelum meninggal, Januari lalu. Rencana itu disebabkan pesimisme menanggulangi banjir di Jakarta. Saat itu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo setuju.
Belakangan, wacana mencuat kembali seusai Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kembali dari kunjungan di luar negeri. Lagi-lagi, Jokowi pun mendukung.
“Itu keputusan nasional. Kalau diputuskan, kami yang di sini tentu berhitung soal perencanaannya,” katanya.
Hanya, belum ada pembicaraan teknis soal itu. Jokowi pun belum mendapat arahan langsung.
Jauh sebelum Kiemas dan SBY, wacana pemindahan ibu kota sebenarnya pernah disampaikan Presiden RI pertama, Soekarno. Namun, rencana itu selalu menuai perdebatan. Salah satu daerah yang pernah diusulkan Bung Karno untuk menjadi ibu kota adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (art)
