VIVAnews - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menyebutkan, salah satu terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan di Ciputat diduga terkait aksi penembakan polisi di Pondok Aren.
Dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 1 Januari 2014, Boy mengatakan, diketahui terduga teroris itu adalah Nurul Haq. "Nurul Haq yang jatuh di Pondok Aren. Ada bekas jahitan di kaki yang masih terlihat," kata Boy.
Selain itu, Boy menyatakan, saat ini polisi tengah mengembangkan keterkaitan para terduga teroris dengan kasus terorisme sebelumnya. Salah satunya terkait senjata revolver kaliber 38 yang ditemukan di rumah kontrakan di Ciputat tersebut.
Menurut Boy, senjata itu mirip dengan senjata api milik Bripka Sukardi. Meski begitu, dia tidak mau menyebut senjata tersebut adalah senjata Sukardi.
Bripka Sukardi adalah petugas Satuan Pol Air, Provost Baharkam Mabes Polri, ditembak orang tak dikenal di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa malam, 10 September 2013.
"Ada senjata yang nomor senjata apinya sudah dihapus. Kami akan mencocokkan senjatanya apa dan nomornya berapa," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 menggerebek sebuah rumah kontrakan di Gang H. Hasan, Jalan KH Dewantoro, RT/ RW 04/07, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa 31 Desember 2013.
Rumah kontrakan tersebut disewa oleh kelompok teroris Nurul Haq alias Dirman Cs, yang merupakan bagian dari jaringan Abu Roban. Enam orang termasuk Nurul Haq, tewas ditembak saat petugas terlibat aksi baku tembak dengan pelaku.
Dari jumlah tersebut, lima orang tewas di rumah dan seorang lainnya tewas ditembak saat akan meninggalkan rumah kontrakan. Masih dalam penggerebekan tersebut, satu orang diamankan petugas. Namun, belum dapat dipastikan apakah ia termasuk dalam kelompok jaringan mereka. (art)