Sumber :
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVAnews
- Puluhan ribu pengungsi korban erupsi Gunung Kelud sudah diperbolehkan pulang. Untuk transportasi, pemerintah daerah, TNI, dan kepolisian menyediakan truk khusus untuk para pengungsi.
Kemarin, sudah ada 10 ribu pengungsi yang diangkut 30 truk. Hari ini, Sabtu, 22 Februari 2014 pengungsi yang bermukim di luar radius 5 kilometer juga dipersilakan kembali ke rumah. Namun, beberapa yang rumahnya rusak berat masih boleh tinggal di pengungsian.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang
Kemarin, sudah ada 10 ribu pengungsi yang diangkut 30 truk. Hari ini, Sabtu, 22 Februari 2014 pengungsi yang bermukim di luar radius 5 kilometer juga dipersilakan kembali ke rumah. Namun, beberapa yang rumahnya rusak berat masih boleh tinggal di pengungsian.
Menurut data yang diungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui rilisnya kepada
VIVAnews
, masih terdapat lebih dari 8 ribu rumah rusak berat di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sejumlah 5.426 rusak sedang, dan 5.088 rusak ringan.
Sedangkan di Kabupaten Malang dengan jumlah pengungsinya paling banyak, mencapai lebih dari 35 ribu jiwa, yang mengalami kerusakan tingkat berat sekitar 1.500 rumah. Terdapat pula 19 fasilitas umum yang juga rusak berat akibat erupsi, Kamis, 13 Februari 2014 malam.
Akibat kerusakan itu, Sutopo menyampaikan, pengungsi kini “darurat” alat-alat konstruksi untuk membenahinya. “Kebutuhan mendesak adalah paku, kayu, genteng, seng, semen, tukang, relawan berkeahlian bangunan atau tukang, dan alat-alat kebersihan rumah,” ungkapnya.
Ia mengimbau pada masyarakat yang ingin membantu, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan itu. Sementara, kebutuhan logistik dan umum mencukupi hingga tiga hari ke depan. Rencananya, lanjut Sutopo, Senin mendatang akan dilakukan perbaikan rumah, fasilitas air bersih, dan listrik.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut data yang diungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui rilisnya kepada
