SBY: Bangsa Harus Adaptif, Jangan Seperti Dinosaurus

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono saat masih menjabat.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung kisah kehidupan salah satu binatang purba, Dinosaurus. SBY meminta bangsa ini mencermati sebab kepunahan mereka dari dunia ini.
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Curiga Pelaku Lebih dari 1 Orang

Awalnya, SBY memberikan sambutan dalam acara peresmian Museum Hakka Indonesia di Taman Budaya Tionghoa. Hakka adalah salah satu suku bangsa Tionghoa yang hidup di negeri ini.
Terjadi Lagi Kasus Suami Bunuh Istri, Kali Ini di Karimun Kepulauan Riau

"Dinosaurus di masa silam. Dunia berubah, dia tidak bisa berubah, akhirnya punah," kata SBY di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu 30 Agustus 2014.
Ekonomi Global Semakin Seram, Erick Thohir Ungkap Sudah Mulai Terjadi Perang Tarif

Menurut dia, faktor utama yang perlu dimiliki oleh sebuah bangsa adalah kemampuan adaptif. Sebab, jika tidak berani menghadapi tantangan, tidak akan menjadi apa-apa.

"Kalau tidak adaptif ya tidak akan bisa bertahan. Sikap adaptif dan inovatif cikal bakal kemajuan seorang manusia dan sebuah bangsa," ujarnya.

SBY pun memuji Hakka sebagai komunitas yang memiliki karakter tersebut. Oleh karena itu, menurut Presiden, mereka selalu berhasil di mana pun berada dan berkarya.

"Komunitas Hakka senang belajar, itu modal keberhasilan bagi siapa pun," terangnya.

SBY melanjutkan, komunitas Hakka dikenal sebagai individu yang rajin, ulet, dan pekerja keras. Dengan bekerja keras, kata dia, 50 persen keberhasilan sudah di tangan.

"Cerdas kalau malas, tidak ulet, rajin hampir pasti tidak akan berhasil. Komunitas Hakka berani menghadapi tantangan, dan adaptif terhadap perubahan," tutur SBY. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya