Mayang Sudah Ingin Menjadi Wanita Sejak SMA

Mayang Prasetyo
Sumber :
  • facebook
VIVAnews - Heboh, periang, baik, cepat akrab, dan aktif. Itulah penggambaran sosok Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo di mata teman-teman sekolahnya.

Ratih, salah satu teman SMA Mayang yang selama tiga tahun satu kelas dengan Mayang menuturkan bahwa semasa sekolah semuanya baik-baik saja. Namun, perilaku feminim Mayang memang sudah terlihat sejak SMA.

Mayang, menurut Ratih memang terkadang suka bercerita bahwa ia ingin menjadi seorang perempuan, walau terlahir sebagai laki-laki. Hal itulah yang membuat dia terlihat berbeda dari teman-teman pria lain di sekolah.

“Tapi, dia dikenal memang sosok yang tidak pilih-pilih kawan, walau terkadang banyak yang suka menggoda karena sifat feminimnya itu, dia tidak marah,” tutur Ratih saat ditemui VIVAnews, Rabu malam, 8 Oktober 2014.

Terbongkar! SYL dan Istri Beli Dua Tas Mewah Dior Senilai Rp 105 Juta Pakai Uang Kementan
Namun, memang Mayang lebih akrab kepada teman wanita. “Bahkan, setelah pelajaran olahraga, Mayang selalu berganti pakaian dengan kami yang wanita, bukan dengan yang pria,” kenang Ratih. Banyak hal lucu juga yang kadang dilakukan Mayang, seperti menggoda kepala sekolah, dan lainnya.

Ada Unsur 21+, Netizen Salfok Kue Bridal Shower Mahalini Raharja
Keaktifan Mayang dalam kegiatan-kegiatan sekolah juga cukup kentara. Mayang pernah menjadi tim pengibar bendera merah putih untuk upacara sekolah. Selain itu, Mayang dikenal sebagai pribadi yang sangat suka menyanyi. Dimanapun, kapanpun Mayang selalu bernyanyi.

Jaksa Ungkap Gazalba Saleh Cuci Uang Beli Alphard, tapi di LHKPN Bilang Cuma Ada Avanza
Layaknya sifat feminim, Mayang juga sangat mencintai kebersihan dan kerapian. Ratih pernah ingat, suatu saat kelasnya kotor dan berbau tidak sedap. Ratih mengatakan saat itu Mayang kemudian marah-marah dan langsung membersihkannya. "Ia juga sangat wangi jika sekolah," ucapnya.

Utang

Ratih mengaku sangat kaget mendengar kabar kematian Mayang dengan cara tragis seperti itu. “Saya ingat, sampai sekarang saya masih punya utang Rp7.500 sama dia,” ucap Ratih lagi dengan nada suara tertahan.

Utang itu, menurut Ratih karena saat itu Mayang menjadi inisiator siswa SMA Bina Mulya untuk memakai dasi. Pihak sekolah akhirnya menyetujui ide Mayang agar semua siswa memakai dasi.

“Pada tahun itu (mereka angkatan 2004), kondisi keuangan saya masih sulit. Beberapa teman lain juga mengalami kesulitan ekonomi. Nah, Mayang saat itu menalangi uang pembelian dasi tersebut, termasuk saya. Namun, saat saya punya uang dan ingin saya kembalikan, dia menolak. Sampai sekarang saya masih berutang padanya,” ungkapnya haru.

Salah satu kakak kelas Mayang, Dwi, juga mengenang sosok Mayang sebagai pribadi yang baik. “Padahal kami ini kakak kelasnya dan wanita, tapi dia dengan percaya dirinya selalu berusaha akrab dengan kami. Kadang, dari jauh dia berteriak memanggil kami, 'mbak-mbak', sambil berlari-lari begitu,” ujar Dwi.   

Mayang juga menurut Dwi adalah sosok yang ceplas-ceplos. "Kalau dia suka bilang suka.Kalau tidak suka ya bilang tidak suka," katanya.

Namun, Dwi juga tidak memungkiri bahwa perilaku Mayang yang feminim itu terlihat berbeda dengan teman-teman sekolah pria lainnya.(ita)

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya