Dewan Pers: Tantangan Media adalah Mengakomodir Pemilik Modal

Mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews
- Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, berpendapat bahwa tantangan terbesar pers Indonesia dalam kemerdekaan dan profesionalisme adalah menyangkut kepentingan pemilik modal. Biasanya, berpusat pada upaya memperoleh keuntungan semata dan politisasi.


“Akhirnya, baik atas dasar pertimbangan ekonomi maupun politik, terjadilah pembobolan
fire wall
, yang memisahkan fungsi jurnalistik dan bisnis,” katanya dalam Seminar Nasional Kewirausahaan Bidang Media bagi Jurnalis di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis, 27 November 2014.


Tantangan lain, kata Bagir, adalah konvergensi pers. Konsekuensi dari perkembangan media sosial harus diikuti dengan pemahaman terhadap etika, aturan, dan undang-undang, sehingga ikut menguatkan fungsi pers.


“Pers sebagai sarana meningkatkan suatu peradaban, bukan sebaliknya,” katanya.


Seminar yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dalam rangkaian Kongres IX itu menekankan upaya peningkatan kesejahteraan jurnalis dan pelaku industri media untuk memanfaatkan peluang di era teknologi.


Ketua Umum AJI, Eko Maryadi, mengatakan lembaganya mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah, sehingga monopoli informasi tidak hanya terpusat oleh pemodal media besar.


“Salah satu cara AJI adalah mendorong semkin berkembangnya media baru di daerah, dan peluang-peluang usaha di bidang media yang bisa dimanfaatkan oleh jurnalis,” katanya.
Terpopuler: Gempa Garut, Dewas Bongkar Perilaku Wakil Ketua KPK, Keluarga Polisi ke Jakarta


Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California
AJI memfasilitasi anggota melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas serta penguatan penerapan etik, sehingga profesionalitas jurnalis terjamin.

Kelompok Kemanusiaan Periksa Persenjataan Mematikan yang Belum Meledak di Gaza

Menurut Stanley Adi Saputro, anggota Dewan Pers, kini era jurnalisme online. "Setiap tahun media online selalu bertambah. Yang harus diingat adalah bagaimana perkembangan media cetak. Artinya, keberadaan media cetak tinggal menunggu zaman saja," katanya. (ren)



Baca berita lain:






Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya