Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Penghargaan Achmad Bakrie Award ke-12 akan kembali digelar pada Rabu malam, 10 Desember 2014 di Djakarta Theater. Ada enam tokoh yang dianggap inspirasional dan telah berjasa dalam kehidupan intelektual bangsa Indonesia.
Penghargaan ini memang khusus diberikan kepada orang-orang yang telah berkarya sesuai dengan Trimatra Bakrie yang di dalamnya terdapat unsur kemanfaatan, keIndonesiaan, dan kebersamaan.
"Awal mulanya, Achmad Bakrie Award ini ada tiga kriteria pemikiran sosial, sains, dan kesehatan," kata Ketua Umum Achmad Bakrie Award, Ardiansyah Bakrie di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa 9 Desember 2014.
Namun, kata dia, seiring berjalannya waktu, ternyata banyak sekali ilmuwan Indonesia yang telah berkarya. Tetapi, mereka tidak pernah mendapat apresiasi.
"Kami tidak mencari orang populer untuk menang, tetapi kompetensi di bidang masing-masing," lanjutnya.
Menurut Ardi, diharapkan Achmad Bakrie Award ini bisa bermetamorfosa menjadi sekelas Nobel bagi ilmuwan Indonesia.
Enam orang yang mendapat penghargaan itu adalah:
1. Indrawati Ganjar (sains), dia dianggap layak menerima penghargaan ini karena lebih dari separuh usianya digunakan untuk mengenali dan ikut memetakan pengembangan jagat mikrobiologi. Dia telah memetakan jamur tempe dan sejumlah mikroba lainnya yang ada di Nusantara dalam peta jagat mikrobiologi internasional.
Peranannya yang sangat besar dalam mengembangkan dan melembagakan mikrobiologi, khususnya mikrologi di Indonesia membuat dia dijuluki Ibu Mikrobiologi Indonesia.
2. I Gede Wenten (teknologi), dia mulai aktif menggalang kekuatan untuk memulai pembangunan industri membran di Indonesia. Lahirnya GDP Filter Indonesia telah mendorong teraplikasinya teknologi ini di Indonesia. Mulai dari skala kecil untuk keperluan rumah tangga sampai skala besar untuk industri.
Beberapa aplikasi spesifik juga telah dikomersialkan seperti teknologi untuk pengelolaan minyak nabati dan mengolah oli bekas. Salah satu aplikasi terbesar teknologi membran adalah di bidang pengolahan dan reklamasi air.
3. Gunawan Indrayanto (kesehatan), dia dianggap layak mendapat penghargaan ini karena telah meneliti selama puluhan tahun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kimia bahan alami di sel tanaman, dan mengembangkan metoda analisis yang valid untuk menentukan mutu obat herbal.
4. Mundardjito (pemikir sosial), dia adalah orang paling terdepan dalam memajukan, memperkokoh, dan memasyarakatkan arkeologi di Indonesia. Ia bukan hanya ilmuwan yang memperbaharui metodologi penelitian di bidangnya, tetapi juga menjadikan arkeologi sebagai sarana untuk menghidupkan identitas kebudayaan Indonesia.
5. Khoirul Anwar (ilmuwan muda berprestasi), dia memfokuskan diri pada coding theory. Dia juga mendalami teori informasi yang sangat fundamental untuk teknologi apa pun dalam telekomunikasi, bahkan bisa digunakan untuk analisis ekonomi dan statistik.
6. Emir Salim (pemikir sosial), meskipun menyatakan menolak mendapat penghargaan ini, namun dia mengusulkan agar penghargaan ini dapat dia terima pada 2014 setelah tidak lagi menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden.
Dia dianggap layak mendapat penghargaan ini karena menyerukan dan bekerja mewujudkan pentingnya dimensi lingkungan dalam pembangunan ketika masyarakat luas termasuk para pembuat kebijakan masih buta lingkungan.
Sejak orde baru, dia gencar melaksanakan pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami tidak mencari orang populer untuk menang, tetapi kompetensi di bidang masing-masing," lanjutnya.