Sumber :
- topik pagi-antv
VIVAnews -
Tujuh hari setelah mengalami kenaikan status dari normal ke waspada, aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Tangkuban Perahu belum juga stabil.
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu, dalam 12 jam terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat masih terjadi kegempaan vulkanik dan juga kegempaan embusan.
Sejak pukul 18.00 WIB, Selasa 6 Januari 2015 hingga pukul 06.00 WIB, Rabu 7 Januari 2015, tercatat terjadi enam kali gempa frekuensi rendah, dua kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa embusan.
Terkait kondisi vulkanik yang belum stabil ini, kawasan wisata Tangkuban Perahu telah ditutup dari aktivitas wisata dan niaga.
PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar tidak ada aktivitas apa pun dalam radius 1,5 kilometer dari puncak Gunung Tangkuban Perahu.
Ada Retakan di Dasar Kawah
Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, retakan tersebut berukuran sekitar 20-30 meter dan baru diketahui pada Jumat 2 Januari 2015 atau tiga hari setelah gunung yang terletak di antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat statusnya dinaikkan dari Level I Normal ke Level II Waspada.
Hendra memastikan retakan di Kawah Ratu tersebut merupakan retakan baru dan bukan berasal dari letusan yang pernah terjadi pada Oktober 2013.
"Ada potensi terjadi letusan. Kami masih terus melakukan pengamatan, analisis dan evaluasi. Ada retakan di pusat kawah yang baru diketahui kemarin (2 Januari). Saat ini, kami gunakan peralatan baru yang berfungsi untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu," kata dia.
Karena situasi ini, PVMBG mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada atau tinggal tak jauh dari kawah Gunung Tangkuban Perahu untuk waspada. (art)
Halaman Selanjutnya
Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, retakan tersebut berukuran sekitar 20-30 meter dan baru diketahui pada Jumat 2 Januari 2015 atau tiga hari setelah gunung yang terletak di antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat statusnya dinaikkan dari Level I Normal ke Level II Waspada.