Karikatur Nabi Picu Kemarahan Muslimin Aceh

Warga antri membeli majalah edisi khusus Charlie Hebdo
Sumber :
  • REUTERS/Stephane Mahe
VIVAnews -
Ratu Rania Sindir Charlie Hebdo
Warga Aceh mengutuk majalah mingguan satir asal Perancis, Charlie Hebdo, yang memuat karikatur Nabi Muhammad. Masyarakat Aceh menilai apa yang dilakukan Charlie Hebdo adalah tindakan provokatif dan kegagalan dalam menghargai agama.

Keluarga Aylan Kurdi Kecam Charlie Hebdo

“Itu merupakan satu bentuk kegagalan multikulturalisme. Agama belum dihargai secara utuh,” kata Asmaul Husna, masyarakat Aceh, kepada
Tampilkan Satir Aylan Kurdi, Charlie Hebdo Tuai Kecaman
VIVAnews, Kamis, 15 Januari 2015.


Charlie Hebdo sendiri sempat diserang akibat mengeluarkan karikatur tersebut. Namun sepertinya tidak membuat media itu jera. Rabu kemarin, media satir itu kembali menerbitkan majalah dengan sampul karikatur Nabi Muhammad.


Tindakan tersebut dinilai dapat memicu konflik antar agama di selurh dunia. “Keadaban kehidupan dalam beragama baiknya dipahami secara utuh. Kurang elok jika melanggar rambu hanya karena berbeda agama dan pemahaman ini berlaku untuk semua agama,” kata Asma.


Hal senada juga disampaikan Anita, menurutnya apa yang dilakukan media Prancis tersebut adalah bentuk pelecehan terhadap umat muslim. “Tidak ada yang tahu bagaimana wujud fisik nabi, lagipula beliau (Muhammad) adalah rasul utusan Tuhan, jadi tidak sembarangan menerka-nerka fisik nabi,” kata Anita.


Menurutnya, media tersebut sudah sangat keterlaluan. Hal tersebut dapat memicu ricuhnya kerukunan kehiduan beragama. “Nabi Muhammad itu tokoh yang harus diteladani, bukan melakukan hal yang mengundang kontroversi. Charlie Hebdo itu mencari sensasi saja,” ujarnya.


Aktivis mahasiswa Tjut Ika Mauliza mengatakan media Perancis tersebut membuat karikatur nabi sesukanya tanpa menganalisa apa dampaknya. Kata dia, majalah media tersebut dapat memicu kemarahan bear umat muslim di dunia.


“Seenaknya saja, tidak punya moral sama sekali. Ini bisa menimbulkan konflik atau peperangzn antar umat beragama di dunia. Umat muslim merasa dilecehakn oleh ulah media asing itu. Apalagi kita di Aceh yang sangat menghargai dan mengidolakan sosok nabi kita, Nabi Muhammad,” kata Tjut Ika Mauliza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya