MUI Dorong Umat Muslim Seret Kru Charlie Hebdo ke Meja Hijau

Redaksi baru Charlie Hebdo menangis ketika menggelar jumpa pers
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer
VIVAnews - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dien Syamsudin, mendorong umat Muslim di seluruh dunia agar menggunakan cara yang elegan dalam menghadapi tindak penghinaan Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. Salah satunya, kata Dien, bisa dengan menyeret redaksi majalah satir tersebut ke ranah hukum. 
Ratu Rania Sindir Charlie Hebdo

Demikian ungkap Dien yang ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Januari 2015. Menurut Dien, dengan menuntut ke ranah hukum, dianggap tindakan yang lebih cerdas, tidak ceroboh, dan tidak mengedepankan tindak kekerasan seperti yang dilakukan oleh Kouachi bersaudara. 
Keluarga Aylan Kurdi Kecam Charlie Hebdo

"Dalam menghadapi hal semacam ini, bukan berarti kita semua harus diam. Jika mereka masih membandel, bisa digugat secara hukum. Jika aturan itu belum ada, maka kita bisa mendesak komunitas internasional untuk membuat peraturannya," kata rohaniwan yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah itu. 
Tampilkan Satir Aylan Kurdi, Charlie Hebdo Tuai Kecaman

Bahkan, Dien mendesak agar aturan tersebut dibahas di fora internasional seperti PBB. Biar bagaimana pun, penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo, ujar Dien, merupakan bentuk tindakan provokasi dan kekerasan. 

Oleh sebab itu, dia mengaku heran dengan sikap sebagian besar pemimpin negara barat yang justru mendukung media satir itu atas nama kebebasan berekspresi. 

"Justru, jika pemimpin barat tetap berpegang kepada tafisr kebebasan berbicara dan mengatakan itulah yang demokratis, maka dunia akan menjadi kacau. Karena mereka telah berpihak ke satu sisi dan kejadian serupa akan kembali terulang di masa depan," tegas Dien. 

Dalam kesempatan itu, Dien mengingatkan kepada seluruh umat Muslim di seluruh dunia, agar tidak perlu bersikap emosional dalam menghadapi bentuk penghinaan yang dilakukan Charlie Hebdo. 

"Untuk apa menanggapi perbuatan yang dilakukan segilintir orang-orang non Muslim dengan emosi? Lagipula, yang perlu diingat oleh umat Muslim, kendati Nabi Muhammad telah dihina seperti itu, kemuliaan dan kesuciannya tidak akan berkurang," kata Dien. 

Dia melanjutkan, untuk menghadapi orang-orang seperti itu, seluruh umat Muslim harus menunjukkan tidak terganggu. Justru mereka yang tidak paham mengenai hal itu, lanjut Dien, harus disadarkan. 

"Seharusnya, ada upaya dari orang-orang cerdas di pemerintahan dan masyarakat untuk bisa memunculkan kesadaran kemanusiaan baru agar Islamofobia tidak kembali muncul," imbuh Dien. 

Kartun Nabi Muhammad kembali dipublikasikan dan dijadikan sampul depan di edisi khusus majalah mingguan, Charlie Hebdo. Di jam pertama penjualannya, majalah itu ludes dicari pembeli. Bahkan, tim sirkulasi harus mencetak hingga 5 juta eksemplar. (ren)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya