- VIVAcoid/Dyah Pitaloka
VIVA.co.id – Jenazah Bob Hartanto Widjaya (25) warga Jalan Puncak Trikora, Kecamatan Sukun, Kota Malang tiba di persemayaman jenazah Gotong Royong Kota Malang Minggu, 18 Januari 2015, pagi, setelah diberangkatkan dari RS Bayangkara Surabaya, pada hari yang sama.
Rencananya jenazah akan dikebumikan di pemakaman Asri Abadi Lawang, Selasa 20 Januari 2015. Jenazah Bob bisa dikenali dari kecocokan DNA dengan saudara kandungnya, Devina Kristanti Widjaya (22).
“Keluarga akan menyemayamkan jenazah sampai Selasa, sebelum dikebumikan,” kata Mocahmad Anton, Walikota Malang di persemayaman Jenazah Gotong Royong Kota Malang.
Bob adalah penumpang keenam dari 36 warga Kota Malang yang bisa dikenali oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Bayangkara Surabaya. Menurutnya, DNA korban bisa dikenali karena DNA keluarga korban tiba di Surabaya tak lama setelah pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada 28 Desember 2014. Dari situ, tim DVI langsung mengoleksi DNA saudara kandung Bob untuk dijadikan pembanding.
“Ada satu saudara kandungnya, adik Bob Hartanto yang tidak ikut di pesawat itu,” kata Anton.
Devina Kristanti Widjaya berada di Korea untuk menuntut ilmu di salah satu universitas di Negeri Ginseng tersebut. Devina tiba di Surabaya pada 31 Desember 2015 untuk membantu proses identifikasi yang dilakukan tim DVI.
Keberadaan Devina sebagai satu-satunya anggota keluarga yang tersisa dari keluarga Widjaja disebut Mochamad Anton akan mempermudah proses klaim asuransi terhadap korban.
“Dia kan satu-satunya ahli waris dari keluarga. Jadi proses asuransinya bisa lebih cepat. Kalau keluarga lain agak susah untuk menentukan ahli waris karena satu keluarga meninggal semua,” lanjutnya.
Bob Hartanto Widjaya (25) berada di dalam pesawat bersama ke dua orang tuanya, Indar Prasetyo Wijaya Kwee dan Ekawati Ligo. Bob juga mengajak tunangannya Ruth Natalia Made Puspitasari. Jenazah Ruth yang diketahui berusia 26 tahun dan berasal dari Blitar Jawa Timur, sudah dikenali lebih dahulu dan diserahkan kepada keluarganya di Blitar.
“Mereka pergi berlibur ke Singapura. Di sana sudah ada keluarganya yang sudah menunggu. Ada yang berangkat sejak 25 Desember, ada yang berangkat di hari yang sama, tapi pakai pesawat berbeda,” runtutnya.
Baca juga: