- Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya
VIVA.co.id - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur tak menemui kesulitan berarti dalm mengidentifikasi korban pesawat AirAsia QZ8501 meski jenazah ditemukan tak lagi utuh. Sebab tim menggunakan berbagai metode identifikasi, mulai sidik jari, sidik gigi, hingga pemeriksaan deoxyribose-nucleic acid (DNA).
Menurut Kepala Laboratorium DNA Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Putut T Widodo, yang diperbantukan dalam Tim DVI Polda Jawa Timur, semua metode identifikasi itu memiliki memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau satu metode tak dapat digunakan, bisa memakai metode lain, yang hasilnya juga akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum.
Ada beberapa penyebab sehingga identifikasi itu sedikit terhambat, yakni kelengkapan data antemortem yang dikumpulkan dari keluarga dan waktu penerimaan jenazah.
“Ini soal waktu penerimaan jenazah dan kelengkapan data dari keluarga yang sedikit terlambat,” kata Putut kepada VIVA.co.id di Markas Polda Jawa Timur, Senin, 19 Januari 2015.
Bagi anggota DVI, kata Putut, dalam proses identifikasi jenazah data dari pihak keluarga merupakan data antemortem yang sangat penting membantu identifikasi.
“Seperti barang-barang pribadi korban. Itu yang tahu dari pihak keluarga,” ujarnya.
Dia mengoreksi pandangan sebagian kalangan yang menyebut bahwa sampel DNA dari ibu kandung lebih baik ketimbang yang lain. Menurutnya, itu tidak ada alasan ilmiahnya. Hal yang benar adalah sampel DNA yang baik adalah diambil dari anggota keluarga sesuai garis vertikal.
“DNA yang baik itu yang vertikal, yaitu dari bapak, ibu dan anak,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa tiga jasad yang ditemukan nelayan dan sempat dimakamkan di Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, itu tidak menyulitkan tim DNA untuk mengambil sampelnya.
“Semua jenazah dalam kondisi tidak baik. Tapi tetap masih bisa diambil sampel DNA,” katanya.
Total 53 jenazah korban pesawat AirAsia telah dievakuasi oleh tim SAR gabungan dari lokasi pencarian sampai Senin, 19 Januari 2015. Sebanyak 51 jenazah sudah diterima Tim DVI di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Rinciannya, sebanyak 45 jenazah telah diidentifikasi dan enam sisanya masih dalam proses.
Baca berita lain: