43% Peredaran Narkoba ASEAN Ada di Indonesia

WNI bebas dari hukuman mati di Malaysia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Suwandy
VIVAnews
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
- Eksekusi mati terhadap enam terpidana terkait kasus narkoba sudah dilakukan pekan lalu. Tidak lama lagi akan ada eksekusi dan masih terkait kasus narkoba.

Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman

Terkait dengan kejahatan narkoba, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyatakan bahwa Indonesia sudah dalam kondisi darurat.
Polri, TNI dan BNN Diminta Cabut Laporkan Haris Azhar


"Apabila dulu Indonesia dijadikan negara transit, sekarang Indonesia sudah dijadikan negara destinasi untuk kejahatan-kejahatan tersebut, termasuk kejahatan narkotika," katanya usai memberi sambutan di gedung Caraka Loka Pusdiklat Kemlu RI,  Rabu 21 Januari 2015..


Dari nilai peredaran narkoba di ASEAN yang mencapai Rp110 triliun, sebanyak 43 persen ada di Indonesia. Sementara angka kematian akibat narkoba, sebanyak 10 persen terjadi di Indonesia. 


Retno menjelaskan, letak strategis Indonesia sudah lama dimanfaatkan para pelaku kejahatan internasional.


"Indonesia berada di dua benua, dua samudera dan sebagainya, dan letak strategis Indonesia ini ternyata juga dimanfaatkan oleh transnational organized crime untuk melakukan kegiatan-kegiatan mereka," ujarnya.


Terkait dengan eksekusi mati terhadap warga asing, Retno akan berkomunikasi dengan para pemimpin negara yang warga dieksekusi. Dia akan menjelaskan elemen-elemen terkait putusan itu, salah satunya adalah kondisi darurat narkotika di Indonesia.


Pemerintah Brazil dan Belanda telah memanggil duta besarnya yang ada di Jakarta. Menteri Retno Masudi, menegaskan bahwa itu adalah hak dari negara tersebut. Dan Indonesia harus menghargai hak itu.


"Pemanggilan pulang duta besar untuk melakukan konsultasi di capitalnya itu merupakan hak dari negara tersebut, dan ini bukan merupakan praktek baru. Berapa lama dipanggilnya kita tidak tahu. Ini adalah keputusan dari negara pengirim," ujar Retno.


Ditemui secara terpisah, Wamenlu, AM Fachir menyatakan, tidak ada pengaruh besar terhadap hubungan diplomatik dengan negara Indonesia.


"Kemarin juga sudah diluruskan, bukan penarikan tapi pemanggilan untuk konsultasi. Kita tidak melihat itu berpengaruh besar terhadap hubungan," kata Fachir.


Sampai saat ini hubungan Indonesia dengan Brazil dan Belanda masih berjalan dengan baik, tidak ada pengaruh yang signifikan akibat eksekusi mati.


"Perdagangan, program-program pertemuan. Itu jalan terus," tutur AM Fachir.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya