Penghasilan Menurun, Sopir Angkot Protes Bus Sekolah

Bus Sekolah Diprotes Para Sopir Angkot di Malang
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang

VIVA.co.id - Sopir angkutan kota (angkot) di Malang, Jawa Timur memprotes keberadaan bus sekolah gratis. Pasalnya, bus gratis itu mengurangi pendapatan mereka.

Nekat Tak Turunkan Ongkos, Puluhan Bus Ditilang di Blok M

Para sopir angkot ini pun menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang. Ketua jalur mikrolet jurusan Landungsari-Gadang, Achmad Chodar mengatakan, aksi itu berlangsung secara spontan. Para sopir mengajak aksi turun ke jalan. Mereka memenuhi bundaran tugu di Balai Kota dengan angkutan kota dari berbagai rute di Kota Malang.

Sebelumnya, Pemkot Malang mengoperasikan enam unit bus yang diperuntukkan untuk anak-anak sekolah. Bus hasil program sosial (corporate social responsibility) salah satu bank di Malang ini beroperasi secara diam-diam selama dua hari terakhir.

Masyarakat Wajib Lapor Jika Angkutan Tak Turunkan Tarif

Seorang sopir bernama Surbini mengatakan, sejak bus sekolah itu dioperasikan, penghasilannya menurun drastis hingga 50 persen. Biasanya, dalam sehari ia mendapat penghasilan Rp80 ribu. Namun, kini ia hanya mendapat Rp30 ribu per hari.

Persentase penumpang dari pelajar selama ini sebanyak 30 persen sampai 40 persen dan masih menjadi primadona para sopir angkot kala pagi. Namun, setelah ada bus sekolah, jumlah penumpang siswa sekolah menurun tajam.

Organda: Tarif Bus DKI Sudah Rendah

"Tadi pagi saya hanya angkut dua siswa sekolah," katanya di sela aksi unjuk rasa, Kamis, 22 Januari 2015.

Tiga kesepakatan

Para sopir dan Pemkot kemudian berunding. Perundingan itu menyepakati beberapa hal. Pertama, tawaran Pemkot soal survei bersama terkait pendapatan sopir angkot disepakati oleh paguyuban, dengan catatan, bila memang dalam kajian itu, terkuak para sopir merugi atas keberadaan bus sekolah, Pemkot berjanji mengalihkan fungsinya.

"Kalau memang merugikan, kami akan kaji ulang keberadaan dan peruntukkan bus sekolah, sementara itu bus tetap beroperasi. Ada banyak warga yang tidak mampu terbantu oleh bus ini," ujar Wali Kota Malang, Muchammad Anton.

Kesepakatan kedua, menggelar razia siswa sekolah yang mengendarai motor tanpa memiliki SIM yang mulai besok akan digelar intensif oleh Polres Kota Malang. Razia itu penting sebab di sisi lain diharapkan mampu menambah penghasilan sopir angkot. Pemkot bekerja sama dengan Polri akan menggelar razia gabungan bagi anak sekolah yang tidak memiliki SIM.

"Mulai besok razia rutin akan dilakukan. Jadi angkutan tidak perlu khawatir pendapatannya berkurang karena keberadaan bus sekolah," kata Wali Kota menambahkan.

Kesepakatan ketiga adalah razia taksi gelap yang selama ini dinilai merugikan para sopir angkot dari segi penumpang kalangan umum. "Tiga hal itu sudah kami komunikasikan dan semuanya sudah disepakati oleh perwakilan paguyuban."

(mus)



(Baca berita lain:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya