Saat ke Mabes, Mulut Bambang Widjojanto Nyaris Diplester

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto saat menjelaskan proses penangkapan
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA.co.id - Kondisi mencekam sempat dirasakan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, saat dibawa penyidik ke Bareskrim Polri, Jumat pagi kemarin.

"Saat itu, saya masih pakai sarung belum ganti pakaian, saya mau ganti nggak dikasih. Oke kalau ada tempat saya mau buang air kecil, juga tidak bisa. Saya merasa ada pressure di sini," ujar Bambang, Sabtu, 24 Januari 2015.

Tak Lagi jadi Pimpinan KPK, Ini Aktivitas Bambang Widjojanto

Saat di perjalanan menuju Mabes Polri, lanjut dia, Bambang sempat menjelaskan kepada anaknya proses penangkapan yang terjadi terhadap dirinya. Ini dilakukan agar anaknya mengerti cara-cara penangkapan seorang.

"Nah, mungkin percakapan saya mengganggu mereka, kemudian salah satu dari mereka bilang, ada plester nggak? Mulut saya mau diplester," jelas Bambang.

Respons Istana Soal Deponering AS dan BW

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, salah satu dari mereka juga sempat mengatakan jika Bambang memiliki banyak perkara.

"Ini teror buat saya, saat lewat Tol Cijago, Semanggi sampai Bareskrim. Saya merasa diteror. Yah, seperti itulah proses penangkapan saya, saya disergap," kata Bambang.

Dia juga menerangkan, sebelum masuk ke mobil penyidik, dia diminta keluar dari mobil pribadinya oleh penyidik berpakaian preman. Mereka mengeluarkan dua surat yakni surat penangkapan dan penggeledahan.

"Saya bilang, ini di tengah jalan, kita menepi saja. Surat itu kemudian saya baca agak teliti. Saya panggil anak saya nomor dua untuk sama-sama baca sebagai pembelajaran dia. Saya kasih tahu Ijat, ini ada yang salah di surat penggeledahan, menurut saya pada saat itu. Cuma mereka tidak memberikan kesempatan pada saya untuk membaca lebih teliti," jelas Bambang.

Setelah surat tersebut ditarik, Bambang kemudian diborgol dan dibawa masuk ke sebuah mobil Toyota Fortuner. Ia duduk di tengah bersama putri keduanya dan diapit penyidik Bareskrim.

"Saya menolak diborgol di belakang. Dan saya rasa ini sudah dipersiapkan dengan baik, ada 4 kamera, 4 brimob bersenjata laras panjang, saya merasa saya disergap. Padahal, saya merasa belum pernah dipanggil. Saya melawan saat dilakukan tidak sepantasnya, ini tidak benar. Akhirnya mereka borgol di depan. Terus saya tanya, ini mobil saya siapa yang kendarai. Saya kasih kuncinya ke mereka," ucap Bambang. (one)

Baca juga:

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Dua Mantan Pimpinan KPK Harusnya Sampai Pengadilan

"Karena di situlah ujung keadilan itu didapatkan," ujar kapolri.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2016