Demo Save KPK-Polri, dari Roti Buaya Sampai Nasi Bungkus

Ilustrasi/Aksi masyarakat mendukung KPK
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

VIVA.co.id - Polemik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, mengundang reaksi berbagai pihak. Gelombang massa dari yang pro hingga kontra menggema ingin menyampaikan aspirasinya.

Gedung KPK menjadi salah satu tempat terfavorit untuk berorasi. Gedung ini menjadi langganan para pendemo. Apalagi sejak mencuatnya polemik KPK dan Polri. Gelombang massa tak berhenti sejak penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri pada Jumat 23 Januari 2015.

Tak jarang, aksi para pendukung KPK dan Polri justru dilakukan bersamaan. Sehingga menjadi tontonan menggelikan, saat mereka beradu suara untuk menarik perhatian para petinggi KPK di dalam gedung.

Seperti yang terjadi pada Senin 26 Januari 2015. Sejak pagi, berbagai macam aksi massa sudah menggelar aksinya. Masing-masingnya kendati berbeda aspirasi, yakni pembela Polri ataupun KPK, untungnya masih terlihat tertib kendati berseberangan aspirasi.

PMII, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia, dengan massa yang lebih sedikit memilih aksi untuk menyerahkan Roti Buaya, yang sengaja mereka beli, dihiasi tulisan Polri.

Sementara, Marak (Masyarakat Anti Korupsi) mengandalkan massa dari ibu-ibu yang beberapa diantaranya bahkan masih membawa bayi dan anak-anak. Mereka mendukung KPK, untuk tetap berjuang memberantas korupsi.

Di pihak kontra, muncul Somasi (Solidaritas Masyarakat Bekasi). Dengan jumlah massa yang terbilang cukup banyak, mereka juga berorasi mendesak penghentian Ketua KPK Abraham Samad dan Wakilnya, Bambang Widjojanto. Sang orator terlihat berjuang keras menyampaikan orasinya dengan dibantu megaphone.

Selanjutnya, di lokasi yang sama datang lagi rombongan dari Barisan Mahasiswa Berangus Korupsi. Kali ini, jumlah massa hampir sama banyak dengan Somasi. Namun, karena mereka lebih lengkap dengan membawa pengeras suara lebih besar dan dilengkapi mobil pengangkutnya.

Membuat rombongan ini seperti menang suara. Gema suara yang terdengar di sound system, terbukti membuat redam suara dari rombongan pendemo lainnya.

Wal hasil, para pendemo lain akhirnya memilih diam dan justru berbalik memperhatikan para pendemo yang baru datang. Beberapa diantaranya bahkan mulai mengeluarkan nasi bungkus yang sepertinya sudah disiapkan semenjak awal oleh para koordinator mereka.

"Dengan pengeras suara yang lebih besar, kami berharap suara kami bisa didengar hingga ke dalam. Terserah peserta demo lain mau ngapain," kata salah seorang pendemo dari Barisan Mahasiswa Berangus Korupsi.

Baca juga:

Tak Lagi jadi Pimpinan KPK, Ini Aktivitas Bambang Widjojanto




Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Dua Mantan Pimpinan KPK Harusnya Sampai Pengadilan

"Karena di situlah ujung keadilan itu didapatkan," ujar kapolri.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2016