Sumber :
- Diki Hidayat/Garut
VIVA.co.id
- Jumlah korban keracunan makanan nasi bungkus di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bertambah menjadi 84 orang hingga Senin malam, 26 Januari 2015. Mereka adalah 84 orang dari 800 karyawan pabrik sepatu PT Changsien di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.
Kepala Kepolisian Sektor Leles, AKP Supian Bj, mengatakan, sebanyak 63 orang masih dirawat di Puskesmas Leles dan 21 orang di klinik Asyadiah Ladungora. Satu orang korban bernama Cica Maryati (30 tahun), watga Kampung Babakan Muncang, Leles, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Garut karena kondisinya cukup parah.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Puluhan Karyawan Pabrik Kerupuk Keracunan Jamur
Baca Juga :
Usai Syukuran, Puluhan Warga Sukabumi Berjatuhan
Kepala Kepolisian Sektor Leles, AKP Supian Bj, mengatakan, sebanyak 63 orang masih dirawat di Puskesmas Leles dan 21 orang di klinik Asyadiah Ladungora. Satu orang korban bernama Cica Maryati (30 tahun), watga Kampung Babakan Muncang, Leles, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Garut karena kondisinya cukup parah.
Baca Juga :
Pemesan Kopi untuk Mirna Ogah Dipanggil Polisi
"Korban yang satu ini mengalami kejang-kejang dan memerlukan perawatan intensif di RSU dr Slamet Garut,” katanya kepada wartawan di Garut pada Senin malam, 26 Januari 2015.
Dia menambahkan, seorang korban diobservasi dan delapan yang lain menjalani rawat jalan. Polisi baru memintai keterangan dua karyawan terkait kasus keracunan yang menimpa puluhan karyawan pabrik sepatu itu.
Sementara itu, akibat kondisi ruangan perawatan di Puskesmas Leles terbatas, Badan Penanggulangam Bencana Daerah Garut memberikan bantuan tempat tidur darurat agar para korban bisa dirawat dengan kondisi lebih nyaman.
Peristiwa keracunan massal makanan yang dialami buruh pabrik sepatu PT Chansien itu terjadi pada Senin siang, 26 Januari 2015. Berdasarkan keterangan sejumlah korban, mereka sakit perut, muntah dan pusing setelah mengkonsumi hidangan makan siang yang disediakan perusahaan.
Polisi sudah mengambil sampel muntahan para korban, termasuk mengambil sampel sisa makanan, untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Baca berita lain:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Korban yang satu ini mengalami kejang-kejang dan memerlukan perawatan intensif di RSU dr Slamet Garut,” katanya kepada wartawan di Garut pada Senin malam, 26 Januari 2015.
