Djarot Penumpang AirAsia Sempat Dicegah Pergi ke Singapura

Jenazah Djarot AirAsia Dikenali dari Tato dan Obat Tetes Mata
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang
VIVA.co.id
Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya
- Keluarga Djarot Biantoro berharap jenazah istri dan anak Djarot, Ernawati (56 tahun) dan Kevin Biantoro (17 tahun), bisa segera dikenali setelah ditemukan badan pesawat AirAsia QZ8501. Informasi yang diterima keluarga menyebut bahwa jenazah Djarot ditemukan masih terikat sabuk pengaman di kursi pesawat dalam badan pesawat yang hinggakini belum berhasil diangkat dari dasar laut.

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501

"Informasinya jenazahnya ditemukan masih dalam keadaan terikat di kursi pesawat. Jenazahnya dievakuasi dari dalam badan pesawat bersama enam jenazah lain," kata In In Ratnawati, keponakan Djarot Biantoro, di Malang, Selasa, 27 Januari 2015.
Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501


Dia berharap, jenazah tante dan keponakannya, Ernawati dan Kevin Biantoro, segera dikenali dan diserahkan kepada kerabat dalam waktu dekat. Keluarganya pun telah menyiapkan tanah untuk Ernawati dan Kevin di dekat makam Djarot Biantoro di pemakaman Sentong Baru Lawang, Kabupaten Malang.


Kerabat optimistis dua jenazah lain bisa segera dikenali karena posisi duduk Djarot di dalam pesawat itu berdekatan dengan istri dan anaknya. “Jenazahnya tidak mengambang tapi masih terikat dikursi. Semoga istri dan anaknya bisa segera ditemukan juga," harapnya.


Keluarga mengaku mendapat kabar dari Tim DVI di Surabaya pada Minggu petang, 25 Januari 2015. Saat itu keluarga diminta datang ke Rumah Sakit Bayangkara untuk menguatkan beberapa bukti dalam proses identifikasi. Pada Senin, 26 Januari, keluarga baru mendapat kabar bahwa Jenazah dengan kode B066 adalah jenazah Djarot Biantoro.


“Kami segera menyiapkan peti jenazah pesanan keluarga untuk dipakai menggantikan peti dari maskapai. Jenazahnya sampai di Malang Senin petang kemarin," katanya.


Periang


Bagi In In, Djarot dikenal sebagai salah satu paman yang supel dan periang. Semua pertemuan keluarga, menurutnya, lebih ramai dan menyenangkan jika anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu hadir bersama istri dan anaknya.


Dia juga mengingat, pada 27 Desember 2014, mamanya, yang juga kakak Djarot, sempat mencegah pengusaha dan pemilik toko kayu UD Kayu Citra itu untuk pergi ke Singapura.


“Sebelum berangkat, Mama telepon Gu (paman) Djarot, mama
ngingatin
mereka untuk tidak berangkat karena satu keluarga barusan periksa ke dokter, Gugu sakit perut, istrinya pusing dan Kevin lagi batuk. Tapi Gugu tetap berangkat karena tiketnya sudah dibeli," katanya.


In In dan kerabat lain hanya bisa berharap semua keluarga Djarot bisa pulang ke Malang dan berkumpul bersama di alam berbeda. Kerabat berharap jenazah bisa ditemukan setelah badan kapal bisa diangkat ke daratan.



Baca berita lain:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya