Masalah Klasik, Sulitnya Atasi Gunungan Sampah di Lombok

Pantai Mawun, Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah
Sumber :

VIVA.co.id - Gunungan sampah pada tempat wisata Lombok, bukanlah permasalahan baru bagi daerah Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, persoalan klasik tersebut justru baru bisa dijawab oleh pemerintah daerah setempat.

Seperti halnya pada kawasan wisata andalan dan menjadi primadona wisatawan, yakni wisata tiga gili di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Penanganan sampah cenderung tidak berimbang dengan tingkat kunjungan.

Kembangkan Pariwisata, Wings Air Buka Rute Baru di Lombok

Hal tersebut, diakui Wakil Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar. Menurutnya, jika kondisi sampah tidak ditangani, dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan tingkat kunjungan wisatawan.

"Kami akui ini menjadi bagian dari kekurangan kami, namun urusan sektor pariwisata di Lombok Utara ini bukan hanya menjadi tanggung jawab kami saja. Melainkan persoalan bersama. Pariwisata di KLU menjadi destinasi nasional yang juga harus dipikirkan pemerintah provinsi (Pemprov)," ujarnya saat ditemui dalam acara workshop 'Keterbukaan Informasi Publik (KIP)' di Lombok Utara, Sabtu 31 Januari 2015.

Akhyar mengatakan bahwa persoalan sampah pada kawasan wisata ini, sejatinya menjadi kesadaran dari semua pihak, termasuk di dalamnya para pelaku wisata. Namun, dia mengakui, hal tersebut menjadi keterbatasan pemerintah untuk menyelesaikannya.

Untuk itu, dia pun berharap, mendapatkan dukungan pemerintah untuk memanfaatkan permasalahan tersebut menjadi sesuatu yang dapat dikelola dengan baik, yakni sebuah teknologi pengelolaan sampah menjadi pupuk.

"Saat ini, kami sedang berpikir, bagaimana semua ini bisa diselesaikan dengan teknologi. Seperti mesin penghancur sampah, misalnya. Kemudian, keluarannya itu bisa menghasilkan pupuk dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan," tuturnya.

Sejauh ini, penanganannya dari pemda, baru pada tahap penganggaran pengangkutan. Diperlukan koordinasi dan kontrol rutin untuk mengangkut sampah dari lokasi menuju tempat pembuangan akhir (tpa).

Menurutnya, alat pengangkut yang dialokasikan oleh pemprov belum berjalan sehingga pemkab pun bergerak dengan menggandeng relawan forum peduli lingkungan pada kawasan wisata tersebut.

"Tetapi, mengangkut sampah ini bukan tanpa risiko. Umpamanya, tercecer
dan terkadang tidak tepat waktu, sehingga dua sampai tiga hari sampah
tidak diangkut menjadi membusuk. Saya kira, pemprov juga harus melihat itu agar segera bertindak," tambahnya. (asp)

Lombok Diguyur Hujan Es

Baca juga:

Pub dan Karaoke Metzo di kawasan wisata Lombok Barat, NTB, terbakar.

Pub di Lombok Terbakar, Penari Berlarian

Ada yang pakai handuk, ada yang tidak pakai baju, cuma pakai selimut.

img_title
VIVA.co.id
2 Maret 2016