Setengah Penduduk Indonesia Rawan Kurang Gizi

Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id -
Sepuluh Tanda Anak Bergizi Baik
Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan yang cukup kompleks terhadap permasalahan kebutuhan gizi. Sebab, lebih dari separuh atau sebanyak 52 persen penduduk Indonesia tidak bisa mencukupi kebutuhan gizinya dengan baik.

Makanan Sehat Ini Ternyata Tidak Aman Bagi Tubuh

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, saat membuka acara "Diseminasi Global Nutrition Report 2014" di Gedung Bappenas, Jalan Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, Senin 9 Februari 2015.
Cakram Gizi, Pedoman Penting untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi


Puan memaparkan data bahwa sebanyak 52 persen penduduk Indonesia kemampuan belanjanya di bawah Rp500.000/bulan. Sebanyak 20 persen dari angka tersebut hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan.


"Bagaimana mungkin mereka dapat memenuhi kebutuhan gizinya bila kemampuan mencukupi pangannya hanya Rp3.300 per orang per hari?" kata Puan.


Puan mengutip data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 19,6 persen, obesitas sentral 26.6 persen, kemudian masalah stunting atau perawakan pendek pada Balita 37,2 persen.


"Masalah gizi ini harus menjadi perhatian kita bersama karena memiliki dampak terhadap pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan produktivitas optimal," ujarnya.


Sementara itu, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Anung Sugihartono mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul sangat ditentukan oleh pemenuhan gizi sejak terjadinya konsepsi hingga masa balita.


Menurut Anung, bila terjadi kekurangan gizi pada awal kehidupan, hal itu bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular ketika beranjak dewasa.


"Orang yang kurang gizi pada awal kehidupan akan mengalami gangguan metabolik dan risiko penyakit tidak menular pada usia dewasa, mulai dari diabetes tipe 2, stroke, hingga penyakit jantung," kata Anung.


Tidak hanya itu, menurutnya, kekurangan gizi sejak masa kehamilan juga bisa membuat bayi gagal tumbuh, berat lahir rendah, perawakan pendek atau stunting, hingga daya tahan tubuh yang rendah.


"Kekurangan gizi bisa menghambat perkembangan kognitif, nilai sekolah dan keberhasilan pendidikan. Masalah ini juga bisa menurunkan produktivitas pada usia dewasa," ujarnya.


Bayu Januar/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya