Sumber :
- Adib Ahsani
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo mengaku optimistis swasembada pangan tercapai pada tahun 2017 atau paling lama 2018. Kepala Negara mengaku yakin atas target itu setelah melihat banyak lahan pertanian di sejumlah daerah dalam kunjungan kerja.
"Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan akan kita capai tiga hingga empat tahun akan bisa kita pegang," kata Presiden di hadapan para pertani, peternak dan nelayan acara Jakarta Food Security Summit ke-3 di Jakarta, Kamis, 12 Februari 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Ketahanan pangan dan kedaulatan pangan akan kita capai tiga hingga empat tahun akan bisa kita pegang," kata Presiden di hadapan para pertani, peternak dan nelayan acara Jakarta Food Security Summit ke-3 di Jakarta, Kamis, 12 Februari 2015.
Baca Juga :
Jokowi 'Semprot' Ahok Soal Serapan Anggaran
Jokowi menjelaskan, setelah dia berdialog dengan para petani, nelayan dan peternak, terlihat bahwa terjadi penambahan jumlah hasil produksi pertanian. "Tadinya enam ton menjadi delapan ton. Dulu dari 1,5 ton menjadi tiga ton pangan. Kelipatan seperti ini, contohnya sudah ada," katanya.
Sebelum membuka acara Jakarta Food Security Summit ke-3, Jokowi memang mengunjungi beberapa stan petani. Di sanalah dia melihat tambahan produksi terus dilakukan.
"Artinya, kalau contohnya sudah ada, yang mengambil sudah ada kemitraan seperti ini yang akan kita perluas, nasionalkan, siapa organisasi yang bekerja, siapa pasar yang harus mengambil produk-produk dari petani itu. Tinggal di-
copy
(dicontoh) dan diperluas, sehingga tiga-empat tahun bisa dilakukan," ujarnya.
Saat meninjau stan itu pula, kata Jokowi, masalah yang dihadapi para petani, peternak dan nelayan diketahui.
"Setelah ini kita bicara, petani, petambak, peternak dan mitra pengusaha, problemnya juga sudah kita catat, kita langsung kerja dan kita lihat tiga hingga empat tahun mendatang," katanya.
Baca berita lain:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jokowi menjelaskan, setelah dia berdialog dengan para petani, nelayan dan peternak, terlihat bahwa terjadi penambahan jumlah hasil produksi pertanian. "Tadinya enam ton menjadi delapan ton. Dulu dari 1,5 ton menjadi tiga ton pangan. Kelipatan seperti ini, contohnya sudah ada," katanya.
