Guru di Bantul Kembangkan Aplikasi Aksara Jawa untuk Android

Guru di Bantul Kembangkan Aplikasi Aksara Jawa untuk Android
Sumber :
  • Santosa Suparman/Bantul
VIVA.co.id
Google: Pengguna Android Aman dari Quadrooter
- Seorang guru di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan aplikasi aksara Jawa untuk telepon seluler berbasis sistem operasi Android. Aksara Jawa itu juga dapat digunakan dalam percakapan di aplikasi WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan sebagainya.

Nyaris Semiliar Ponsel Android Terancam Malware Baru

Setyo Amrih Prasojo, guru pengembang aplikasi itu, hanya berniat melestarikan aksara Jawa yang mulai tak diminati generasi muda sekarang. Dengan aplikasi itu, para pelajar SD, SMP atau pun SMA dapat belajar aksara Jawa sekaligus melestarikannya.
Layanan Resmi Google Kupas Tuntas Seluk-beluk Android


Aksara Jawa untuk sistem opersi di komputer memang sudah berkembang. Tapi belum ada yang mencobanya untuk ponsel pintar, terutama yang menggunakan sistem Android. Setyo mulai berpikir mengembangkan huruf Hanacaraka ke dalam Android.


Setyo menerapkan pembelajaran aksara Jawa kepada para siswanya di SMA Sanden, Kabupaten Bantul. Dibantu puluhan guru mata pelajaran bahasa Jawa di kabupaten itu. Hasilnya, kata dia, banyak siswa yang tertarik untuk belajar.


Para siswa bisa belajar aksara Jawa di mana saja lewat komputer dan jaringan internet, media sosial Facebook atau pun melalui ponsel Android dengan mengunduh aplikasinya melalui Sasayota.jimdo.com/sinau-nulis-aksara-jawa.


Untuk dapat menggunakan aplikasi itu, sistem operasi Android minimal harus versi ICS Kitkat. Ditambah proses root menggunakan Android Framaroot yang dapat diunduh di Playstore.


Pengguna dapat menulis kalimat apa pun seperti biasa namun yang tertera di layar adalah huruf atau aksara Jawa. Pengguna juga dapat menulis huruf Jawa ketika mengirimkan pesan singkat atau pun mengunggah teks di Facebook.


Setya mengatakan, pada dasarnya aplikasi aksara Jawa di komputer dan Android adalah hasil kreasi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Arief Budiyanto. Namun kemudian dikembangkan oleh para guru bahasa Jawa tingkat SMA di Bantul. Para guru meyakini dengan teknologi itu, para siswa akan semakin antusias belajar membaca dan menulis aksara Jawa.


Santosa Suparmena/Bantul


Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya