Sumber :
- Pujiansyah/Lampung
VIVA.co.id
- Bencana tanah longsor mengisolasi sedikitnya lima desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Longsor dari pegunungan Meratus itu menutup akses jalan dari dan menuju Desa Sungai Harang, Kecamatan Haruyan.
Akses jalan empat desa yang berdekatan dengan Desa Sungai Harang, yakni Desa Mangkuyan, Desa Tau Raya, Desa Pancur Hanau, dan Desa Batu Harang, juga terputus akibat longsor. Jalan itu adalah satu-satunya jalur untuk masuk dan keluar desa.
Baca Juga :
Longsor Terjang Ratusan Rumah di Maluku
Akses jalan empat desa yang berdekatan dengan Desa Sungai Harang, yakni Desa Mangkuyan, Desa Tau Raya, Desa Pancur Hanau, dan Desa Batu Harang, juga terputus akibat longsor. Jalan itu adalah satu-satunya jalur untuk masuk dan keluar desa.
Baca Juga :
Detik-detik Mengerikan Longsor Condet
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor dinding lereng Meratus itu. Namun, hingga kini warga tidak bisa beraktivitas, terutama untuk menjual hasil perkebunan mereka ke pasar. Sebab jarak tempuh menuju Barabai, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mencapai 30 kilometer.
Menurut warga, longsor itu terjadi pada Senin, 9 Februari 2015. Warga telah melaporkan kejadian itu kepada Pemerintah Kabupaten, namun hingga kini belum ada upaya atau langkah apa pun dari Dinas Pekerjaan Umum.
Warga dibantu aparat TNI dan Kepolisian bergotong royong membersihkan material longsor yang menimbun jalan. Namun, upaya pembersihan itu hanya menggunakan peralatan seadanya tanpa alat berat, sehingga tak maksimal. Akses jalan masih tertutup material longsor.
Komandan Komando Rayon Militer Haruyan, Sersan Mayor Akhmad Syamsuri, mengaku telah melaporkan peristiwa longsor itu kepada Dinas Pekerjaan umum setempat. Namun, sampai sekarang belum ada tanggapan. Menurut dia, jika kondisi itu dibiarkan, sedikitnya dua desa terancam terisolasi. (art)
Nur Muhibbatur Rahmah/Hulu Sungai Tengah
Baca berita lain:
Baca berita lain:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor dinding lereng Meratus itu. Namun, hingga kini warga tidak bisa beraktivitas, terutama untuk menjual hasil perkebunan mereka ke pasar. Sebab jarak tempuh menuju Barabai, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mencapai 30 kilometer.