- ANTARA/Sigid Kurniawan
Kepada VIVA.co.id, Minggu 15 Februari 2015, Kepala Bidang Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo SIK, membenarkan kabar itu.
"Sebenarnya almarhum adalah orang baik. Dia hanya diajak dua rekannya mengkonsumsi narkoba," ujar Guntur.
Kedua rekannya tersebut juga anggota polisi yakni, Bripda B dan Brigadir R. "Kedua rekannya itu yang mengajak Brigadir Megi," kata Guntur.
Sementara itu, kata Guntur, kedua rekan korban saat ini sedang diproses oleh Propam Polda Riau.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Megi Satria ditemukan tewas, Jumat 13 Februari 2014. Menurut keterangan Diah Mayasari, sekitar pukul 12.30 WIB seorang lelaki datang ke klinik Rizky Medika miliknya.
"Lelaki tersebut menggunakan minibus Ertiga warna hitam dengan nomor polisi BM 1534 NC. Ia membawa lelaki tersebut (polisi) sambil meminta tolong kepada saya membantu temannya," ujar Diah.
Saat itu, lanjutnya, kondisi polisi itu yang belakangan diketahui Brigadir Megi, sudah dalam kondisi lemas. "Saat saya cek, nadinya tidak ada lagi. Lalu orang yang mengantarkannya langsung pergi," kata Diah.
Melihat keadaan dan kondisi polisi seperti itu, ia meminta bantuan kepada warga. Lalu warga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Senapelan.
Mengetahui hal itu, polisi pun langsung membawa jenazah Brigadir Megi Satria ke Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Riau.
Awalnya, pihak rumah sakit mengaku kesulitan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab kematiannya. Melihat dari fisik Brigadir Megi saat itu, dokter rumah sakit polisi hanya menduga penyebab kematiannya karena asfiksia.
"Karena pihak keluarga menolak dilakukan autopsi," kata Kabid Dokkes, AKBP Dadang Kurnia.
Begitu juga seperti yang disampaikan Kasubbid Provost Bid Propam Polda Riau, Kompol P Zalukhu. "Jenazahnya dibawa keluarga ke rumah duka. Keluarga menolak dilakukan autopsi," ujar Zalukhu. (ren)
Baca juga: