Pemprov Aceh Sesalkan Sikap Panitia 'Putri Indonesia 2015'

Elvira Devinamira Puteri Indonesia 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Pariwisata Aceh Butuh Sertifikasi Halal untuk Makanan
- Jeyskia Ayunda Sembiring, yang mewakili Aceh di ajang pemilihan puteri Indonesia 2015 dipertanyakan pemerintah dan masyarakat setempat. Masalahnya, gadis kelahiran Riau itu dirasa kurang representatif.

Aceh dan NTB Bersaing Dapatkan Penghargaan Wisata Halal

Berkaitan dengan hal ini, Pemprov Aceh menyayangkan sikap panitia penyelenggara Puteri Indonesia yang tidak melibatkan dan berkoordinasi terkait keikutsertaan kontestan yang membawa nama Aceh.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Setda Aceh, Mahyuzar, mengatakan karena kegiatan tersebut membawa nama dan budaya Aceh, sudah seharusnya panitia kontes Puteri Indonesia mendapatkan persetujuan dari pihak pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh atau dinas dan instansi terkait.

"Kita tidak ingin nama Aceh dimanfaatkan oleh sebagian pihak yang justru tidak menggambarkan identitas Aceh yang sebenarnya. Jangan sampai masyarakat terluka karena sikap dari sebagian pihak," katanya kepada VIVA.co.id, Minggu 15 Febuari 2015.

Mahyuzar menambahkan sebagai daerah syariat Islam, kontestan yang mewakili Aceh untuk Puteri Indonesia tidak mencerminkan semangat syariat Islam dan memahami budaya Aceh. Meski tidak memeliki kepentingan terhadap kontes kecantikan tingkat nasional itu, tapi permasalahan ini perlu disikapi.

"Karena ada kontestan yang membawa Aceh, perlu disikapi dengan serius supaya tidak muncul polemik di kalangan masyarakat," katanya.

Jeyskia Ayunda Sembiring adalah dara kelahiran Lhokseumawe, 8 Agustus 1992. Meski lahir di Aceh, gadis berusia 22 tahun itu berdomisili di Pekan Baru, Riau. Nama Sembiring sendiri didapatkan dari Ayahnya yang bermarga Sembiring.

Selain tidak berdomilisi di Aceh, salah satu yang dipersoalkan Pemprov Aceh adalah Jeysika yang mengaku tidak begitu menguasai budaya dan bahasa daerah yang ada di Aceh. Banyak kalangan di Aceh menilai, cara berpakaian wakil Aceh itu tidak sesuai dengan budaya dan agama yang dianut oleh warga Aceh.

"Kami sangat kecewa melihat penampilannya (Jeyskia), sebagai orang Aceh, kita lihat dia tidak mewakili orang Aceh. Bahkan bisa dikatakan telah mencoreng adat budaya dan agama Islam," ujar Novi, warga Lhokseumawe.

Rencananya, ajang pemilihan puteri Indonesia yang ke-19 itu akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada Jumat 20 Februari 2015. (ren)

Baca juga:

Festival Aceh Internasional Rapa'i Digelar Akhir Agustus

1.

2.

3.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya