Ajakan Salat Tiga Waktu, Masyarakat Jangan Terprovokasi

Stiket ajaran salat 3 waktu
Sumber :
  • VIVA.co.id/MZ Abidin

VIVA.co.id - Pondok Pesantren Al Urwatul Wustqo (PPUW), di Jombang, Jawa Timur membuat geger setelah mengeluarkan fatwa berupa ajakan salat hanya tiga waktu, untuk buruh tani dan sopir. Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminatif (JIAD) Jawa Timur, Aan Anshori menganggap polemik ini harus diselesaikan dengan cara persuasif dan dialog.

"Saya khawatir situasi ini akan dimanfaatkan oleh kekuatan intoleran yang mau mengacak-acak Kabupaten Jombang. Kepada para tokoh agama dan masyarakat untuk tidak terprovokasi yang ingin menyebar kebencian dengan kelompok lain," kata Aan kepada VIVA.co.id.

Dia menjelaskan, terkait salat tiga waktu itu memang terjadi perbedaan di kalangan ahli fikih. Salat tiga waktu yang dimaksud adalah meringkas salat atau jamak yang menggabungkan Zuhur dengan Ashar dan Magrib dengan Isya.

Ada pendapat yang menyatakan penggabungan salat itu boleh dilakukan namun dengan ketentuan seperti sakit, dalam perjalanan atau yang lain.

Permasalahan ini, kata Aan, sedapat mungkin disikapi secara dewasa dan mengedepankan dialog. Penyikapan yang bersifat menghakimi justru akan menciptakan situasi yang kontraproduktif bagi stabilitas keamanan di Jombang.

"Semua pihak perlu mengedepankan sikap tawassuth (moderat), tawazun (proporsional), dan i'tidal (bersikap adil) dalam menyikapi polemik salat tiga waktu itu," ujarnya.

Baca juga:

Ajakan Salat Tiga Waktu Meluas ke Pasuruan
Stiket ajaran salat 3 waktu

Stiker Kontroversi Ajakan Salat Tiga Waktu yang Bikin Heboh

Stiker itu terus menuai kontroversi di kalangan masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
22 Februari 2015