Pebisnis, Seniman, hingga DPR Galang Koin untuk Australia

Gerakan Koin untuk Australia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id -
Ibu Mendiang Bali Nine: Pak Jokowi, Anda Begitu Kejam
Rasa geram atas pernyataan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang mengungkit-ungkit bantuan untuk korban Tsunami Aceh tahun 2004 terjadi di sejumlah kalangan di Tanah Air.

Indonesia Jamin Tak Ada Hukuman Mati untuk Jessica

Di Medan, Sumatera Utara, misalnya. Sebuah restoran mengumpulkan koin dari setiap pengunjungnya, sebagai bentuk protes pernyataan Abbott.
Datang ke San Fransisco, Jokowi Disambut Unjuk Rasa


“Ini merupakan inisiatif kami, untuk mengembalikan bantuan tsunami yang diungkit-ungkit lagi,” kata Ahmadi, pengelola restoran, kepada wartawan, Senin 23 Februari 2015.

Untuk menarik perhatian pengunjung, seorang pekerja restoran sengaja berdandan seperti Dewa Rejeki. Dengan membawa sebuah karung bertuliskan "Angpao untuk Australia", “Dewa Rejeki” kemudian menghampiri setiap pengunjung restoran.

“Kami sengaja mengambil tema etnis Tionghoa untuk pekan ini, karena masih dalam suasana perayaan Imlek. Ke depan tema akan kami sesuaikan untuk menarik perhatian pengunjung,” tegas Ahmadi.


Rencananya, koin yang berhasil dikumpulkan dari para pengunjung restoran, akan diserahkan kepada perwakilan Australia di Indonesia.


“Kami targetkan akan memperoleh sebanyak-banyaknya koin untuk mengembalikan bantuan itu,” tuturnya.


Pengunjung sendiri, menurut Ahmadi, cukup antusias dengan pengumpulan koin ini. “Bahkan, beberapa pengunjung memberikan uang hingga puluhan ribu,” ungkapnya.


Berbeda dengan di Surabaya. Para seniman menggelar aksi "Galang Koin untuk Australia" di Perempatan Siola, Surabaya.


Salah satu seniman, Sugeng Gondrong, mengenakan jubah putih kusam sambil menyunggi‎ balok es berdiri di antara dua anak kecil, yang diperankan Aris, dan Syaiful‎. Satu menyunggi kaleng bertuliskan Koin untuk Australia, satu lagi memegang es krim.


Aksi itu pun menyita perhatian pengguna jalan, sejumlah orang pejalan kaki tampak menjulurkan uang receh, dimasukkan ke kaleng sebagai sumbangan.


"Ini bentuk keprihatinan dan rasa geram kita terhadap ‎pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbot. Sebelumnya kan sudah ada warga negara Australia yang dibebaskan. Tetapi kali ini, Australia kembali mengeluarkan pernyataan yang tidak semestinya. Dan, ini tidak boleh dilakukan. Apakah negara yang memberikan bantuan kemanusiaan bisa dipakai untuk mengintervensi kebijakan hukum negara lain? Ini sebuah penghinaan terhadap kedaulatan sebuah negara, Indonesia," kata Taufik Monyong, seniman lainnya.


Dalam aksi teatrikal tersebut, Taufik mengenakan pakaian perempuan, lengkap dengan aksesorisnya. Itu, kata dia, sebagai jawaban pernyataan Perdana Menteri Australia yang tidak patut dilakukan.


Ditambahkan, aksi di perempatan itu dilakukan agar masyarakat, khususnya di Surabaya, memahami persoalan yang tengah menghangat saat ini. ‎Guna mengamankan aksi, sejumlah polisi terlihat ikut berjaga agar arus lalu lintas tidak tersendat.


Tak hanya itu, pimpinan dan anggota DPR juga melampiaskan kekesalan atas pernyataan Abbott dengan mengumpulkan koin untuk Australia di gedung Parlemen, Senayan Jakarta.


"Kami mengutuk Abbott. Kami kaya dengan simbolik. Saya sebagai pribadi ingin memberikan teguran kepada Perdana Menteri Abbott, mendukung pengumpulan koin untuk Australia. Kami siapkan kardus di DPR agar masyarakat bisa berperan serta," katanya, Senin 23 Februari 2015.


Wakil Sekretaris Jenderal PKB ini menjelaskan, secara kemanusiaan, apa yang disampaikan Abbott yang menghubungkan bantuan tsunami dengan hukuman mati tidak ada kaitanya sama sekali.


"Pengumpulan koin ini sebagai sebuah teguran simbolik. Semoga bangsa Indonesia bisa segera mengembalikan bantuan Australia," katanya.


Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini mengatakan, menunggu perubahan sikap Abbot, di mana sebagai kepala pemerintahan, Abbot seharusnya tidak mengungkit masalah tsunami.


"Harapan kami, dia tidak menghubungkan masalah Bali Nine dengan hubungan bangsa dan antarnegara," katanya.


Menurutnya, sikap yang menghubungkan hukuman mati dengan tsunami justru membuat Australia seperti melindungi mafia narkoba.


"Wajar menuduh Abbott memberikan perlindungan bisnis narkoba di wilayah pasifik dan ASEAN dengan sikapnya itu," ujarnya. (one)


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya