Debit Air Kurang dan Irigasi Tradisional Jadi Masalah

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka

VIVA.co.id - Minimnya ketersediaan debit air dan buruknya infrastruktur irigasi persawahan, menjadi tantangan penting bagi peningkatan produksi padi di Indonesia. Tanpa perhatian serius atas ini, maka proyeksi swasembada beras akan sulit terwujud di daerah.

Kondisi inilah yang kini dialami oleh Kabupaten Malang, Jawa Tengah. Padahal, bila ini diprioritaskan, maka bukan tidak mungkin target panen 500 ribu ton pada tahun ini akan terwujud.

“Kami berharap ada bantuan berbagai alat berat seperti hand traktor, atau yang lain, untuk membantu kekurangan tenaga saat memanen atauupun memulai musim tanam,” kata Rendra.

Menjawab hal itu, Andi Amran mengaku, selama tiga bulan terakhir telah mengucurkan bantuan sebanyak 10 ribu handtractor di sejumlah wilayah di Indonesia. Bantuan yang menelan anggaran hingga Rp4,1 triliun bahkan telah ditambah lagi dengan alokasi dana senilai Rp16,9 trilun dalam APBN Perubahan yang telah ditandangatangani Presiden.

“Itu adalah anggaran terbesar sepanjang sejarah, hanya dua hari langsung ditandatangani Presiden,” kata Menteri.

Sedangkan terkait masalah irigasi tersier, menurut Amran, semenjak lama Kementan telah mengucurkan anggaran perbaikan perbaikannya dengan target luasan penerima manfaat hingga 2.000 hektare. Bahkan rencananya akan ditambah lagi 2.500 hektare pada tahun ini juga.

“(Tapi ternyata) Dari 2.000 baru terselesaikan 100 hektare, itu sistem kerja mindset masa lalu, tidak apa-apa,” sindir Amran.


2015, Keuangan Perum Bulog Membaik

Baca juga:




Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman

Sidak Beras di Cipinang, Mentan: Saya Cek Hulu dan Hilir

Pasokan beras di PIBC saat ini mencapai posisi yang tertinggi.

img_title
VIVA.co.id
8 Februari 2016