- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais, yang membidangi hubungan luar negeri, menilai Perdana Menteri Australia Tonny Abbot masih terus menekan Presiden Joko Widodo, untuk membatalkan eksekusi mati dua warga negaranya.
Kedua WN Australia yang dipastikan dieksekusi mati, yaitu Myuran Sukumaran dan Andrew Chan kelompok Bali Nine, ditangkap saat membawa narkoba 8,2 kg.
"Abbott sedang menekan Jokowi dengan segala cara," kata Hanafi, saat dihubungi, Kamis 26 Februari 2015.
Dengan upaya-upaya dilakukan Abbot, seperti menghubungi Presiden Joko Widodo, bagi Hanafi adalah cara yang wajar dilakukan pemimpin negara. Semuanya, tergantung ke Joko Widodo apakah luluh dengan diplomasi seperti itu.
"Kalau sudah begini, keputusan tergantung di tangan Presiden," katanya.
Hanafi, yang juga politisi PAN ini mengaku, upaya lobi yang dilakukan Abbot dilakukan secara menerus, karena memang sudah sifatnya. Sementera sifat Presiden Joko Widodo yang cenderung bertahan, menjadi terus ditekan oleh Abbot.
"Abbott itu tipe "hawkish", jadi pasti agresif melobi. Sementara Jokowi tipe "dovish", jadi bertahan terus," katanya.
Eksekusi mati terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, tinggal menentukan hari saja. Seluruh persiapan eksekusi sudah masuk tahap pematangan.
"Belum ditentukan harinya," kata Jaksa Agung HM Prasetyo.
Kejaksaan sepenuhnya sudah siap melaksanakan eksekusi mati itu. Namun, memang diperlukan pematangan agar eksekusinya berjalan baik. Persiap sudah memasuki tahap akhir.
Baca juga: