VIVA.co.id - Rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, mulai berdampak pada tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok di tingkat masyarakat. Di beberapa pasar tradisional, sejumlah pedagang kini mulai menaikkan harga jual dagangan mereka.
Seperti di Pasar Tradisional Pelita Kota Sukabumi, Jawa Barat. Saat ini, kenaikan harga mulai terjadi pada harga hasil pertanian seperti bawang merah dan cabai rawit merah. Rata-rata kenaikan mencapai dua kali lipat.
"Sejak dolar terus menguat, kini harga bawang merah mulai naik tajam. Dari sebelumnya Rp15 ribu kini sudah Rp28 ribu. Sementara itu, cabai rawit dari sebelumnya Rp20 ribu, saat ini Rp38 ribu per kilogramnya," ujar salah seorang pedagang sayur Cecep, Selasa 17 Maret 2015.
Fitri, salah seorang calon pembeli setempat, mengaku menyayangkan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut. Jika sebelumnya ia cukup mengeluarkan uang Rp14 ribu untuk mendapatkan bawang merah jenis biasa, kini ia harus merogoh uang Rp25 ribu guna mendapatkannya.
"Kami pusing dengan harga-harga ini. Kami terpaksa mengatur ketat uang belanja sekarang," ujar Fitri.
Kondisi serupa juga dialami di pasar tradisional Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Selain bawang, di wilayah ini, gula pasir menjadi salah satu barang yang mengalami lonjakan cukup tinggi.
Sebelumnya, harga bawang merah kualitas biasa dijual Rp16 ribu, kini sudah menembus Rp20 ribu per kilogramnya. Sementara itu, gula pasir, sebelumnya dijual Rp10,5 ribu kini sudah dijual Rp12 ribu per kilogramnya.
"Kenaikan ini dipicu minimnya stok yang masuk ke pasar, sehingga kami para pedagang terpaksa menaikkan harga," ujar salah seorang pedagang Rinaldi. (art)
Mohamad Akasah/Taufik Hidayat
Baca juga:
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.
