- VIVAnews/Muhamad Solihin
Selama persembunyiannya, rombongan yang berjumlah 257 orang ini diberi pelatihan berupa penguatan mental dan kemandirian. Tak jelas apa kaitannya dengan ibadah umrah yang dijanjikan.
Namun pengakuan para warga, itu dilakukan untuk persiapan sembari menunggu pemberangkatan umrah mereka. "Selama disini (Malang) warga mendapatkan berbagai pelatihan, bentuknya seperti penguatan mental dan pelatihan kemandirian. Tujuannya untuk bekal saat umroh gratis nanti,” ujar Kapolsek Singosari Kompol Decky Hermansyah, Selasa 17 Maret 2015.
Terungkap, rombongan yang terdiri dari berbagi keluarga asal Lampung ini, juga telah melintasi Provinsi Jawa Tengah dan Surabaya sebelum akhirnya terbongkar di Kota Malang.
Sejumlah hotel pun menjadi 'markas' para warga yang dijanjikan untuk beribadah umrah gratis. Tak diketahui jelas darimana sumber dana mereka yang bisa menopang kehidupan mereka selama tiga bulan terkatung-katung di pulau Jawa tersebut.
"Warga Lampung ini tinggal di Malang sejak Desember 2014. Awalnya mereka tinggal di beberapa hotel di Kota Malang, seperti di Hotel Serayu, Hotel Palem, dan beberapa hotel lain di wilayah Kota Malang,” kata Hermansyah.
Lantas siapa yang menjadi sponsor ratusan warga ini? Dari pemeriksaan, polisi baru mengungkap dua orang inisiator yang menjadi para perekrut warga yang mengatasnamakan umrah gratis tersebut.
Keduanya diketahui bernama, Agus Santoso asal Yosowilangun Lumajang dan Ningsih asal Kremil Surabaya Jawa Timur. Penelusuran latar belakang keduanya pun masih terus dioptimalkan.
Baik kepolisian dari Resort Kota Malang dan Mesuji, Lampung terus mengupayakan motif dari kedua oknum ini untuk merekrut ratusan warga tersebut. Lucunya, salah seorang oknum perekrut yakni Ningsih, justru mengaku bila perekrutan itu atas dasar nazar orang tuanya.
"Dia (Ningsih) mengaku, menyediakan umroh gratis karena nazar dari ayah mertuanya,” ujar Hermansyah.
Tak diketahui pasti sejauh mana alasan Ningsih tersebut. Namun dipastikan, 257 warga Mesuji tersebut kini secara bertahap telah dipulangkan ke Lampung. Langkah ini juga dilakukan untuk mengantisipasi munculnya persepsi yang berkembang selama ini tentang perekrutan mereka untuk ISIS.
“Mereka khawatir saudaranya itu akan direkrut masuk ISIS ke Suriah. Pemulangan sudah dilakukan bertahap menggunakan bis sejak Senin petang (16/3) kemarin. Mereka sepakat menunggu giliran umroh di Lampung, kalau memang umrohnya benar-benar jadi,” kata Hermansyah.
