Menilik Ogoh-ogoh Modern, Menari Diiringi House Music

Ogoh-ogoh
Sumber :

VIVA.co.id - Memperingati tahun baru Caka 1937, umat Hindu Bali akan melakukan tapa brata penyepian. Nyepi akan dilakukan mulai pukul 06.00, Sabtu 21 Maret, hingga pukul 06.00, Minggu 22 Maret 2015.

Sehari sebelum Nyepi atau malam pengerupukan yang jatuh pada Jumat malam ini, umat Hindu Bali akan mengarak ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan patung raksasa. Dahulu kala terbuat dari anyaman bambu yang dibungkus koran lalu dilapisi lagi.

Ogoh-ogoh lalu ditempatkan di atas bambu utuh yang telah diikat membentuk segi empat sebagai ppenyangganya. Tua, muda, dan anak-anak bersuka cita mengarak ogoh-ogoh keliling kota sambil diiringi musik gamelan.

Belakangan ogoh-ogoh mulai dimodifikasi, tak lagi menggunakan anyaman bambu, namun menggunakan styrofoam. Musik yang mengiringinya pun bukan lagi gamelan khas Bali, tetapi house music. Ogoh-ogoh tak lagi diangkat ramai-ramai, namun didorong menggunakan roda besar secara bersama-sama.

Kendati begitu, tetap saja semarak warga Bali menyambut tahun baru Caka 1937 tetap menarik. Ribuan ogoh-ogoh telah dipajang di bibir jalan hampir di seluruh sudut kota di Pulau Dewata.

Pantauan VIVA.co.id, sejumlah warung tutup dan akan buka kembali pada Minggu pagi. Sementara itu Sementara itu, tokoh spiritual muda dari Paguyuban Parerepan Sari Denpasar Jero Paksi menuturkan, ogoh-ogoh adalah ekspresi kemeriahan warga menyambut pergantian tahun.

Perayaan 'Nyepi' di Belanda Usung Semangat Kebhinnekaan

"Ogoh-ogoh bukanlah kegiatan adat, tetapi sebuah ekspresi seni yang dijadikan sebagai tradisi atau kebiasaan," kata Jero Paksi kepada VIVA.co.id, Jumat 20 Maret 2015.

Sama halnya dengan pergantian tahun baru Masehi, warga akan menyalakan kembang api. Pun halnya ogoh-ogoh pada tahun baru Caka. Dalam menyambut tahun baru Caka, identik ada kemeriahan. Seperti tahun baru tanpa kembang api terasa hambar.

"Tidak ada sebuah keharusan saat menyambut Nyepi dengan ogoh-ogoh, itu hanya wujud ekspresi seni muda-mudi untuk memeriahkan tapa brata penyepian," kata Paksi.

Soal gamelan Bali yang berubah menjadi house music, Jero Paksi tak mempersoalkannya. Hal itu lantaran ogoh-ogoh hanya sekedar budaya, bukan bagian dari adat istiadat yang berbasis agama Hindu.

"Adanya gamelan Bali diubah jadi house music, itu juga sah-sah saja, karena itu juga wujud ekspresi saat mengiringi pawai ogoh-ogoh. Kecuali bila sesuatu yang ada hubungannya dengan adat dan harus menggunakan gamelan Bali tetapi diubah menjadi orkestra, tentulah itu menyalahi aturan," katanya.

Nyepi Usai, Bali Kembali Normal
![vivamore=" Baca Juga
Bandara Ngurah Rai Tak Beroperasi Saat Nyepi
:"]

Meski Beragama Hindu, Warga Desa di Bali Ini Tak Rayakan Nyepi

TV Kabel Saat Hari Raya Nyepi Wajib Tidak Siaran

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya