- Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya
Kepala Sekolah SMAN Negeri 2 Surabaya, Kasnoko, mengaku terkejut setelah membuktikan bahwa buku itu sudah di tangan siswa-siswinya sejak lama. Dia baru mengetahui setelah melacak bersama VIVA.co.id di kelas XI IA 4. Ditemukan buku itu sudah menyebar di semua siswa-siswinya.
"Kami seluruh warga sekolah, baik guru maupun siswa, baru tahu kalau di buku tersebut ada muatan radikal. Saya segera melapor ke Dinas Pendidikan saat ini juga," ujar Kasnoko, Jumat, 20 Maret 2015.
Kasnoko membenarkan bahwa dari sembilan buku pelajaran yang disuplai pemerintah hanya buku PAI yang belum datang. Namun salinan buku dalam format digital sudah sampai di sekolah. Dia juga menemukan bahwa buku pegangan siswa itu merupakan hasil unduhan para siswa di situs Kementerian Pendidikan.
"Setelah itu, diperbanyak dengan difotokopi. Jadi, kemungkinan seluruh sekolah di Indonesia menggunakan semua, "paparnya.
Mengenai ketidaktahuannya atas peredaran buku itu, karena guru maupun siswa belum sampai pada Bab 10 Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam tersebut. "Jadi, anak-anak tidak tahu. Tadi guru agama juga saya interogasi juga tidak tahu," katanya.
Ratri Wahyuning, siswi kelas XI IPA, juga mengaku kaget karena ternyata di buku itu ada kata-kata boleh membunuh sesama manusia. "Kita masih sampai bab 7, jadi belum tahu. Kalau ajarannya suruh membunuh, jelas tidak sepakat," katanya. (ren)