Menteri: Blokir Situs Radikal Lebih Sulit dari Situs Porno

Menkominfo Rudiantara Kunjungi VIVA.co.id
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan bahwa memblokir situs bermuatan ajaran atau paham radikal lebih sulit daripada menutup situs yang menampilkan pornografi. Soalnya situs radikal tidak komersial dan relatif lebih tertutup atau tersembunyi.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

“Sehingga tidak mudah dicari menggunakan kata kuncinya," kata Menteri kepada wartawan saat berkunjung ke Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 23 Maret 2015.
Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai


Menteri menjelaskan, situs porno dapat ditelusuri melalui kata kunci tertentu. Tetapi metode itu tak dapat dilakukan pada situs yang bermuatan paham radikal, misalnya, seperti ajaran yang dianut kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebab penelusuran dengan kata kunci tertentu tak selalu menemukan situs-situs yang dimaksud.


Atas alasan itu, Pemerintah mengimbau masyarakat melaporkan atau mengadukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan atau mengetahui situs yang bermuatan ajaran radikal atau ISIS. Pemerintah telah membuka layanan email aduankonten@mail.kominfo.co.id untuk menampung laporan atau pengaduan masyarakat.


"Sampai saat ini pengaduan sudah cukup banyak. Setidaknya ada 30 situs yang ditutup atas laporan masyarakat, termasuk memblokir video ISIS kemarin," tuturnya.


Rudiantara mengatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika juga akan melakukan beberapa hal untuk mempercepat pemblokiran situs radikal, karena selama ini pemblokiran hanya bisa dilakukan perusahaan penyedia jasa internet. Pemerintah hanya memberikan daftar nama situs yang harus diblokir.


"Ke depan pemerintah akan berusaha untuk bisa memblokir secara langsung," ujarnya.

![vivamore="
Baca Juga
:"]




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya