- Puspen TNI
Salah satunya adalah penggunaan peluru tajam yang disinyalir akan digunakan oleh 3.222 personel TNI yang berlatih.
"Kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap latihan tersebut, karena akan menggunakan peluru tajam, serta nantinya bisa berkembang kepada operasi penanganan ISIS di Indonesia," ujar Komisioner Komnas HAM Otto Nur Abdullah, dalam keterangan persnya, Rabu 25 Maret 2015.
Tak cuma itu, Komnas HAM juga mengingatkan agar selama proses latihan tersebut, TNI tetap mengedepankan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Kemudian tetap menjaga penegakan hukum yang tak melanggar norma-norma di masyarakat.
"Kepada Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, kami juga meminta untuk menjaga law enforcement dalam penegakan hukum," kata Otto.
Seperti diketahui, terhitung sejak 22 Maret 2015 hingga 15 April 2015, ribuan personel TNI itu terdiri dari Kopassus (AD), Marinir-Kopaska (AL) dan Paskhas (AU) sudah dikerahkan dalam latihan operasi militer yang tergabung dalam PPRC di Poso.
Adapun tujuan Latihan PPRC adalah, pertama, melatih keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam menyusun konsep operasi melalui prosedur hubungan Komandan dan Staf.
Kedua, menguji konsep operasi sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan Komandan PPRC TNI dan Staf dalam rangka mengantisipasi dan merespons kemungkinan kontijensi di wilayah tertentu.
Ketiga, menguji kemampuan dan keterampilan satuan PPRC TNI dalam melaksanakan tindakan awal terhadap kontijensi yang timbul di wilayah sesuai Rencana Operasi yang disusun.
Awas, Enam Hal Sepele Ini Sebabkan Pria Mandul