- VIVA / Zulkarnaini
Perwakilan KontraS Aceh Hendra Saputra mengatakan, pasca kejadian tewasnya dua intel Kodim 0103 di Dusun Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara. Wilayah itu mulai mendapatkan penjagaan ketat dari TNI dan kepolisian.
"Akibat dari peristiwa ini masyarakat merasa tidak nyaman biar pun dalam situasi damai. TNI dan kepolisian masih bersiaga di sekitar Nisam Antara," ujar Hendra, Kamis 26 Maret 2015.
KontraS mengkhawatirkan, bila munculnya kasus penculikan dan penembakan terhadap dua TNI tersebut, justru akan membuka ruang keterlibatan TNI untuk menuntaskan kriminalitas di Aceh. Padahal, ranah itu harusnya menjadi kewenangan dari kepolisian.
"Kasus ini diserahkan saja ke pihak kepolisian, mereka yang bertanggungjawab untuk menangkap pelaku penembakan pasukan TNI," katanya.
Kepolisian Aceh, selaku penanggung jawab keamanan di Aceh, harus mengungkapkan motif kriminalitas bersenjata api yang marak terjadi di Aceh. Bila kriminal bersenjata api terus dibiarkan, diprediksi perdamaian akan terganggu.
"Meningkatnya angka kriminalitas bersenjata di pantai timur dua bulan terakhir menunjukan bahwa aparat penegak hukum belum mampu mengungkapkan dalangnya dan motifnya, sehingga membuat masyarakat tidak aman," katanya.