Kapal Canggih untuk Tim SAR Sulawesi Utara

Sulut Diberi Kapal SAR Canggih karena Kecelakaan Laut Tinggi
Sumber :
  • Agustinus Hari/Manado
VIVA.co.id
Tim SAR Temukan 20 Jasad Korban Kapal Karam di Batam
- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara diberi satu unit kapal canggih untuk kepentingan operasi pencarian dan penyelamatan korban (SAR) dari Pemerintah Pusat. Kapal itu yang diberi nama Bima Sena 228. Itu merupakan bantuan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk dioperasikan Kantor SAR Kota Manado.

11 Nelayan Hilang di Perairan Pangandaran

Kapal itu mampu bertahan dari hantaman gelombang setinggi tiga meter. Memiliki sistem navigasi yang canggih. Selain untuk kepentingan navigasi, kapal itu juga dapat digunakan untuk mencari objek-objek di permukaan laut.
Gelap, Pencarian Korban Kapal Rafelia II Dihentikan


Bima Sena 228 juga dilengkapi radar cuaca, matc system digital, radio komunikasi, ruang perawatan medis, alat selam, sonar, dan eco sounder.


Sekretaris Utama Basarnas, Max Ruland Boseke, berharap keberadaan kapal itu dapat mencakup atau mengatasi jika terjadi kecelakaan di perairan laut Sulawesi Utara (Sulut). Menurutnya, kecelakaan di perairan Sulut masih sangat tinggi.


“Hal itu diakibatkan banyaknya nelayan tradisional yang nekat melaut meski peralatannya tidak memadai. Kemudian juga ulah kapal penumpang antarpulau yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas,” katanya saat menghadiri peresmian kapal itu di Dermaga Mega Mas, Manado, Kamis, 26 Maret 2015.


Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adya, yang juga hadir pada kesempatan itu, mengatakan bahwa kapal SAR itu sangat menguntungkan Sulut. “Karena hanya lima daerah yang kami setujui untuk mendapatkan kapal SAR di tahun anggaran ini, antara lain, Medan, Bali dan Sulut,” ujarnya.


Dia menuturkan, DPR RI memberi perhatian serius akan keselamatan anak bangsa serta para tamu luar negeri. Keberadaan Basarnas sangat penting dalam mencari dan memberi pertolongan.


“Hadirnya UU Basarnas Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Pencarian dan Pertolongan tujuannya untuk mempercepat eksekusi, koordinasi dengan melihat pengalaman kecelakaan pesawat, sering terjadi keterlambatan. Namun dengan hadirnya UU ini Basarnas menjadi komandan dalam mengeksekusi setiap terjadinya bencana atau musibah,” kata Widiana.


Wakil Gubernur Sulut, Djouhari Kansil, menyambut baik kepedulian Pemerintah Pusat terhadap persoalan bencana di daerah itu. “Ini membuktikan perhatian dan kepedulian Basarnas terhadap eksistensi Sulut di bidang SAR.”


“Kami mendukung secara penuh kegiatan Kantor Basarnas Kelas A Manado. Karena disadari SAR tidak hanya berhubungan dengan pencarian dan pertolongan semata, namun juga proses pembinaan, koordinasi dan pengendalian, yang berhubungan erat dengan sikap dan tindakan preventif atau kesiapan dalam menghadapi bencana maupun musibah,” lanjut dia. (ren)
![vivamore="
Baca Juga
:"]




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya