Sumber :
- ANTARA/Embong Salampessy
VIVA.co.id -
Kapolres Aru, AKBP Harold Huwae, membantah ada praktik perbudakan atas para Anak Buah Kapal (ABK) berkebangsaan Myanmar. Para ABK itu bekerja untuk perusahaan perikanan yang beroperasi di Benjina, Maluku.
"Tidak ada perbudakan seperti apa yang dipublikasikan kantor berita Asssociated Press, " bantah Harold ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Senin 30 Maret 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Sembilan Nelayan Jawa Tengah Gugat Menteri Susi
"Tidak ada perbudakan seperti apa yang dipublikasikan kantor berita Asssociated Press, " bantah Harold ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Senin 30 Maret 2015.
Untuk memastikan adanya perbudakan di Benjina, lanjut Harold, tim gabungan Polda Maluku dan Polres Aru sudah turun langsung ke PT PBR yang beroperasi di Benjina.
"Polres Aru telah turun ke Benjina, mengecek kebenaran informasi itu. Saya bahkan telah melaporkan kasus yang katanya ada perbudakan ini ke Kapolda Maluku pekan lalu dan tim dari Polda Maluku sudah turun tapi tidak ada perbudakan di sana," klaimnya.
Menurut Harold, setelah tim gabungan turun ke Benjina, hanya menemukan fakta jika para ABK WNA yang ditahan itu akibat mereka melakukan perbuatan kriminal. Secara umum, mereka melakukan tindak pidana seperti mabuk, mencuri atau terlibat adu jotos antar sesama ABK.
"Mereka ditahan ditahanan milik imigrasi yang berada di kawasan dermaga Benjina. Mereka ditahan di ruang detensi, membutuhkan penanganan khusus. Ruangan itupun hanya disekat dengan triplek dan mereka diperlakukan secara manusiawi, diberikan makanan yang cukup," sebutnya.
Harold menilai, pemberitaan media asing AP tidak berimbang dan telah mencoreng citra pemerintah Indonesia di mata dunia internasional. Padahal, kenyataannya tidak ada praktek perbudakan nelayan asing di Benjina.
"Seharusnya wartawan Asssociated Press menanyakan kepada ABK asing kenapa mereka ditahan, tapi itu tidak ditanyakan. ABK asing yang ditahan itu karena melakukan tindakan kriminal," lanjut Harold.![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Untuk memastikan adanya perbudakan di Benjina, lanjut Harold, tim gabungan Polda Maluku dan Polres Aru sudah turun langsung ke PT PBR yang beroperasi di Benjina.
