Sumber :
- iStock
VIVA.co.id -
Aktivis Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya, menilai pemblokiran situs oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak tepat. Bahkan, dia mengklaim ada situs yang dikelola salah seorang pemimpin Muhammadiyah yang turut diblokir, yakni AQL Islamic Center.
"Ada situs yang dikelola salah satu pimpinan Muhammadiyah juga diblokir. Padahal isinya mengkaji Alquran," kata Mustofa dalam perbincangannya dengan tvOne, Rabu, 1 April 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
AJI Minta Pemblokiran 11 Situs Diuji Pengadilan
"Ada situs yang dikelola salah satu pimpinan Muhammadiyah juga diblokir. Padahal isinya mengkaji Alquran," kata Mustofa dalam perbincangannya dengan tvOne, Rabu, 1 April 2015.
Mustofa mengatakan, langkah Kemenkominfo dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bukan saja ngawur tapi brutal. Sebab, mereka memukul rata.
"Semua dianggap radikal," ucapnya.
Terkait kriteria takfiri atau mengkafirkan orag lain, Mustofa memiliki penjelasan. Menurutnya, situs-situs Islam yang diblokir itu bukan menyebarkan paham mengkafirkan. Mereka hanya membahas dua kelompok yang tengah mengkafirkan orang lain.
"Bukan berarti media itu mengkafirkan orang lain," imbuh dia.
Mustofa yang menjadi calon anggota legislatif dari PKS di Jawa Tengah pada Pemilihan Legislatif 2014 lalu ini menilai ada sesuatu yang bermasalah di BNPT. Tindakan yang mereka lakukan didasari pada politik dan jenjang karier.
"Banyak kepentingan di BNPT," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, mengatakan tindakan yang instansinya ambil mendasarkan pada Perpres 4 tahun 2010 tentang koordinasi penanggulangan terorisme. Menurut Irfan, dari aturan itu, kewenangan BNPT adalah mengkoordinasikan pencegahan terorisme dengan instansi-instansi terkait seperti Kementerian Agama, Kominfo.
"Kita hadir, kita terima teman-teman. Tujuh (pimpinan situs yang diblokir)," kata Irfan.
Namun, klaim Irgan itu segera dibantah oleh Pemimpin Redaksi Gema Islam, Budi Marta Saudin, yang turut hadir dalam perbincangan. Dia mengaku sebelumnya tidak ada pembicaraan apa-apa, tiba-tiba situsnya diblokir.
"Itu (pertemuan) bukan panggilan, ini inisiatif kami," ucapnya.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Mustofa mengatakan, langkah Kemenkominfo dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bukan saja ngawur tapi brutal. Sebab, mereka memukul rata.
