- IPDN
VIVA.co.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berharap Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjadi pelopor revolusi mental bagi aparatur pemerintahan negara. Maka, mulai tahun ini, Kementerian Dalam Negeri telah mempersiapkan diri untuk melahirkan aparatur yang memiliki integritas dan berkebribadian Indonesia.
Mendagri ingin aparatur yang dapat melayani, bukan menuntut untuk dilayani.
"Revolusi mental dimulai dari masa pendidikan dan IPDN harus mampu melahirkan Praja pelopor revolusi mental yang secara kualitas siap menjadi tauladan di lingkungan sosial, keluarga, dan kerja di masing-masing instansi," ujar Tjahjo dalam keterangan persnya, Minggu 12 April 2015.
Oleh karena itu, Tjahjo bertekad untuk mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental di lingkungan kemendagri dengan menjadikan salah satunya IPDN sebagai pusat pengembangan revolusi mental.
Upaya ini, lanjut Tjahjo mencakup perubahan yang mendasar, cepat, dan berkesinambungan dalam tiga segmen perubahan.
"Segmen satu dalam rekruitmen calon Praja, segmen dua dalam pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan (jarlatsuh), dan segmen tiga dalam konsolidasi alumni. Keseluruhan proses harus dapat diawali pada tahun 2015 ini di seluruh kampus IPDN," lanjut Tjahjo.
Menurut Tjahjo, revolusi mental harus dimaknai sebagai perubahan yang cepat, mendasar,dan berkesinambungan dalam cara berpikir, merasa, dan bertindak.
"Sebagai praja dan calon aparatur penyelenggara pemerintahan di semua sektor- aktualisasi konsep revolusi mental harus diletakkan dalam konteks nation and character building (NCB)," kata dia.
Artinya, bagaimana praja sebagai calon aparatur juga harus mampu melakukan perubahan dimulai dari sikap dan perilaku sendiri. Melekat dalam gerakan ini adalah menanamkan rasa cinta tanah air, memiliki wawasan dan jiwa kebangsaaan Indonesia dan membangun Indonesia sekarang dan ke depan bebas dari korupsi.
Tjahjo juga menilai gerakan revolusi mental belum terlambat dan harus dimulai dari sekarang jika tidak akan terlambat.
[/vivamore]
(ren)
