Geger Batu Akik, Nisan Makam Para Seniman Dirusak

Batu Akik
Sumber :

VIVA.co.id - Geger batu akik yang merambah seluruh lapisan masyarakat Indonesia belakangan ini, telah menyihir tingkah dan perilaku masyarakat semakin jauh dari hanya sebuah hobi, koleksi dan bisnis. Masyarakat saat ini seolah tak lagi mempedulikan norma dan etika hanya demi mendapatkan batu akik.

Entah itu hanya sekedar untuk pelengkap koleksi batu ataupun untuk diperjualbelikan dengan harga yang fantastis. Perburuan batu akik terjadi di mana-mana, gunung didaki dan digali, sungai diarungi dan diselami hanya demi mendapatkan bebatuan yang dikehendaki.

Namun, ketika tak ada lagi gunung dan sungai untuk tempat mencari batu akik, kini area pemakaman umum pun menjadi sasaran berikutnya. Bukan sebuah cerita kosong belaka atau isu tak bermakna, tangan jahil pemburu batu mulai mengusik ketenangan para keluarga ahli waris sebuah makam.

Korban tangan jahil para pemburu batu kali ini adalah makam seniman kondang Bagong Kussudiharjo, ayahnada dari seniman Butet Kertaradjasa.

Sosok Abu Shujaa, Komandan Perang Al Quds yang 'Bangkit' dari Kematian

Batu nisan yang berada di kompleks pemakaman keluarga seniman besar Yogyakarta di Bantul itu, ditemukan dalam kondisi sudah rusak. Sebagian besar batu nisan berwarna kemerahan dengan paduan empat warna lainnya telah raib entah ke mana.

"Saya tahu batu pancawarna di makam ayah saya itu dirusak dan dicuri pada hari Jumat 10 April 2015. Saat itu, saya baru di luar kota bersama keluarga dan diberitahu batu itu "dicuwili" (dipotong kecil-kecil) oleh maling," katanya, Selasa 14 April 2015.

Butet menuturkan, keluarganya memang pecinta batu akik sejak lama. Batu pancawarna yang digunakan untuk batu nisan itu dibeli ayahnya dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sebelum meninggal 15 Juni 2004 lalu.

"Batunya dibeli Bapak saya sendiri dari Pacitan. Batu jenis pancawarna dipersiapkan sebagai nisan bapak dan ibu saya," katanya.

Menghadapi musibah ini, Keluarga Butet tak dapat berbuat apa-apa selain melaporkannya ke polisi dan berdoa agar pencuri tobat atau justru kualat.

"Kakak saya Ita sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, ke depan agar tidak lagi dirusak, dan ke depan ditingkatkan keamanannya. Pencurinya biar kualat karena berani mengambil milik bapak saya yang sudah meninggal," kata Butet.

Ketua DPRD Sebut Pemkab Klungkung Komitmen Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida

Selanjutnya... Batu Nisan Seniman Sapto Raib

Batu Nisan Seniman Sapto Raib

Komentar Calon Kiper Timnas Indonesia Usai Bawa Inter Milan Sabet Scudetto

Sebongkah batu mulia yang ada di belakang nisan makam seniman Sapto Hudoyo di Panjimatan, Desa Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, raib dicuri orang.

Menurut Djamhari, tukang bersih makam, mengatakan di tempat nisan makam seniman Sapto Hudoyo memang terdapat batu mulia jenis kecubung yang berukuran sebesar buah kelapa.

Sedangkan nisannya terbuat dari batu marmer dan di sekelilingnya terdapat hiasan dua bongkah batu marmer berdiri tegak dan batu karang mengelilingi makam. Adapun batu mulia jenis kecubung yang hilang itu berada di bagian bawah nisan.

"Batu itu yang dicuri oleh seseorang," kata Djamhari, Senin 13 April 2015.

Djamhari mengatakan, hilangnya batu mulia di makam Sapto Hudoyo itu diperkirakan sekitar hari Jumat, 10 April 2015 lalu. Sementara Djamhari baru mengetahui batu tersebut hilang pada keesokan harinya, saat dia sedang membersihkan makam.

"Saya melihat batu itu sudah hilang. Saya sendiri tidak tahu jenis batunya, dan baru tahu setelahnya bahwa batu itu jenis batu mulia kecubung," ujar Djamhari. (one)

![vivamore="
Baca Juga
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya