- VIVA.co.id/Miranti Hirschmann
“Jalur sepeda ini resmi menyandang nama Munir Said Thalib, nama dari suami Suciwati yang tercinta, yang diracun dalam perjalanan ke Belanda pada 2004. Munir adalah penjuang garda depan hak asasi manusia yang dihormati dan telah dipancangkan namanya di´sebuah jalan,” ujar Jozias seperti dilaporkan Miranti Hirschmann dari Belanda.
Ruas jalan sepanjang 500 meter ini terletak di dekat jalan HAM yang juga dikelilingi dengan nama-nama para pejuang HAM lainnya seperti Salvador Allende dan Mahatma Gandhi.
“Ia (Munir) adalah orang penting, karena ia adalah pejuang yang amat gigih dalam penegakan hak asasi manusia dan juga sangat dekat dengan korban penindasan hak asasi manusia,” ujar Jozias.
Sementara itu, Suciwati istri mendiang Munir, begitu mengapresiasi perhatian Belanda atas penghormatan terhadap suaminya. “Ini menjadi sangat ironis. Ketika di negara lain dihargai namun di negara sendiri justru kasusnya belum tuntas dan penjahatnya masih bebas. Ini hal yang menyedihkan bagi kami,” ujar Suciwati saat memberikan sambutan.
Peneliti dari Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carribean Studies, Gerry Van Klinken, mengaku menyayangkan rendahnya keinginan dari pemerintah Indonesia atas pengusutan kasus Munir.
Menurutnya, persoalan Munir tak lebih karena tak ada itikad baik dari Indonesia untuk mengusutnya lebih jauh. “Saya kira justru prosesnya selama ini yang patut diragukan. Bukan karena kurang bukti, namun kurangnya political will dari pemerintah Indonesia,” ujarnya.
![vivamore="Baca Juga :"]
