Legenda Ular yang Dilahirkan Wanita di Rawa Pening

Rawa Pening di Ambarawa, Kabupaten Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Selain , banyak juga orang tewas di Rawa Pening karena perahunya terbalik. Seseorang yang pernah hilang selama tiga hari, bercerita bahwa awal "hilang"-nya dia ditawari naik mobil bak terbuka.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Mobil itu ternyata terus berjalan masuk Rawa Pening. Untung dia selamat, bisa pulang ke rumah, sehingga dapat menceritakan bahwa dia "bertamu" di kerajaan Rawa Pening.

Beberapa waktu lalu, tiga pemancing menyewa perahu. Perahunya terbalik, dua selamat dan satu hilang. Tim SAR sudah seharian mencari belum bisa menemukan korban, pemuda usia 25 tahunan. Dua hari kemudian, tubuhnya ditemukan, dan ia sudah mati. Penduduk percaya, anak muda itu dijadikan anak buah penunggu Rawa Pening yaitu Baru Klinting.

Kisah Baru Klinting terkait erat dengan terjadinya Rawa Pening. Dari danau ini mengalir sebuah sungai besar yang dibendung oleh pemerintah untuk PLTA. Sungai ini mempunyai tiga jembatan, yang pertama adalah jembatan rel KA peninggalan Belanda Ambarawa-Tuntang yang terletak di hulu sungai. 

Selain itu, ada jembatan utama yang dilewati jalan raya Solo–Semarang. Berikutnya, adalah jembatan kecil yang terletak di antara jembatan utama dengan bendungan.

Penduduk sekitar sering menyebut sungai ini sebagai sungai Tuntang, karena membelah desa Tuntang. Masyarakat sekitar danau percaya bahwa danau dan sungai ini merupakan bagian dari kerajaan lelembut yang terdiri dari tiga kerajaan besar.

Kerajaan pertama terletak di danau Rawa Pening, merupakan pusat dari kerajaan lainnya. Kerajaan kedua terletak di antara jembatan rel kereta hingga jembatan utama. Dari jembatan utama hingga bendungan merupakan kerajaan ketiga.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Petugas di Bukit Cinta yang terletak di pinggir Rawa Pening menceritakan Rawa yang terletak di antara kota Ambarawa dan Salatiga ini dulunya dipercaya adalah sebuah desa bernama Malwapati.

“Legenda Rawa Pening menyebutkan dulu Desa Malwapati terendam air luapan dari lidi yang ditancapkan oleh Baru Klinting,” kisahnya.

Baru Klinting adalah seekor ular yang dilahirkan oleh seorang wanita. Wanita tersebut adalah istri dari Ki Ajar Salokontoro, seorang sakti dari Desa Malwapati. Tetapi, Ki Ajar sendiri tak mau mengakui anaknya tersebut karena berupa ular.

Setelah tujuh tahun ular tersebut tumbuh menjadi besar dan ingin mencari pengakuan dari ayahnya bahwa ia adalah anaknya. Sang ayah memberikan syarat kepada Baru Klinting jika ingin diakui ayahnya. Syaratnya adalah melingkari Gunung Kelengker dengan tubuhnya. Kemudian, Baru Klinting bertapa, agar ia bisa memenuhi persyaratan ayahnya.

Suatu hari warga desa Malwapati ingin mengadakan hajatan besar. Para pria berbondong-bondong mencari hewan buruan di hutan untuk dimasak. Ketika mereka sedang beristirahat, tak sengaja salah seorang dari mereka menancapkan parangnya ke akar pohon.

Namun, kemudian mereka tersadar bahwa akar tersebut adalah ular raksasa setelah parang yang mereka tancapkan mengeluarkan darah. Warga beramai-ramai memotong-motong daging ular tersebut yang tak lain adalah Baru Klinting yang sedang bertapa.

Setelah pertapaannya Baru Klinting berubah wujud menjadi bocah. Ia berjalan menuju desa untuk mencari makanan. Namun, warga desa Malwapati mengusirnya, karena tubuhnya yang penuh luka dan bau.

Kemudian, Baru Klinting mendatangi seorang nenek tua bernama Nyi Lebah yang mau memberinya makan. Baru Klinting berpesan kepada Nyi Lebah, supaya berlindung di lumpangnya ketika nanti terjadi banjir. Kemudian Baru Klinting pergi.

Baru Klinting pun kembali ke desa Malwapati dan membuat sebuah sayembara mencabut lidi bagi warga desa Malwapati. Namun, karena tak ada yang bisa mencabut, akhirnya Baru Kilnting sendirilah yang mencabutnya.

Dari cabutan lidinya itu keluarlah air yang sangat deras, sehingga menggenangi desa tersebut. Dan, Baru Klinting dipercaya masih hidup sebagai seekor ular penjaga Rawa Pening. (asp)


![vivamore="Baca Juga :"]

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya