- Antara/ Regina Safri
VIVA.co.id - Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, meminta agar TNI, khususnya Angkatan Darat bersama dengan elemen perangkat desa lainnya membina mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta.
Pembinaan itu penting dilakukan dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan di Yogyakarta yang dikenal sebagai miniatur Indonesia.
Hal ini disampaikan Sultan saat memberi sambutan dalam acara bincang-bincang bersama Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dengan aparat pemerintah daerah, DPRD, tokoh agama, dan tokoh pemuda se-DIY, Senin 20 April 2015.
"Saat ini berdasarkan data 2014 ada sekitar 300 ribuan mahasiswa yang ada di Yogya, dan sebagian adalah pendatang. Karena itu, kami berharap Babinkamtibas sebagai penanggungjawab keamanan masyarakat dapat bersama membina mahasiswa pendatang," kata Sultan.
Sultan melanjutkan, pembinaan tersebut juga demi menjaga kenyamanan mahasiswa sebagai pendatang dan masyarakat lokal.
Menanggapi pernyataan Gubernur DIY, Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan siap melakukan pembinaan bersama aparat pemerintah dan masyarakat terhadap mahasiswa pendatang.
Gatot juga meminta mahasiswa dan generasi muda untuk mewaspadai proxy war atau perang antara dua pihak dengan menggunakan peran pengganti. Menurut Gatot, proxy war merupakan ancaman serius bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Apalagi Indonesia adalah negara yang berada di khatulistiwa menjadi target empuk negara-negara yang minim dengan sumber daya alam dan energi. Apalagi kita akan segera memasuki pasar bebas. Ini adalah tantangan besar Indonesia," kata Gatot.
Karena itulah, Gatot mengimbau agar mahasiswa untuk berhati-hati dan menjaga agar jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang sengaja dilemparkan untuk memecah belah bangsa. (ase)